Jember (Antara Jatim) - Satu orang nelayan asal Kecamatan Puger dinyatakan hilang saat pulang melaut karena perahunya diterjang ombak di pintu masuk dan keluarnya kapal di perairan Plawangan Puger, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu.
"Sebuah perahu jenis eder jaringan yang di nahkodai H. Beder tiba-tiba dihantam ombak sewaktu hendak pulang dari melaut yang mengakibatkan perahu terbalik dan satu orang anak buah kapal bernama Pak To dinyatakan hilang," kata Kasat Polisi Perairan dan Udara (Polairud) AKP Hari Pamuji di Jember.
Menurutnya ada lima ABK yang berada di perahu tersebut, namun empat nelayan berhasil menyelamatkan diri yakni Buarto (60) warga Kecamatan Gumukmas, Nurdin (55) warga Kecamatan Rambipuji, Irwan (55) warga Kecamatan Gumukmas, dan Beder (45) warga Kecamatan Puger.
"Satu ABK bernama Pak To yang merupakan warga Kecamatan Balung hilang diterjang ombak saat perahu terbalik, sehingga anggota Satpolairud dan tim SAR lokal melakukan pencarian terhadap nelayan yang hilang itu," tuturnya.
Petugas melakukan penyisiran di lokasi hilangnya korban dengan bantuan tim SAR lokal dan nelayan lainnya yang berada di sekitar Plawangan Puger, namun hingga Sabtu sore belum berhasil ditemukan.
Pencarian akan terus dilakukan hingga korban ditemukan, namun sesuai dengan prosedur pencarian akan dilakukan hingga tujuh hari hilangnya nelayan asal Kecamatan Balung tersebut.
Informasi yang dihimpun di lapangan, perahu nelayan sering terbalik dihantam ombak di sekitar Plawangan Puger karena pemecah ombak di sekitar plawangan tersebut rusak dan tidak sedikit perahu nelayan hancur diterjang ombak laut pantai selatan Jember tersebut.
Sebelumnya ratusan nelayan di Kecamatan Puger mengeluhkan panjangnya pemecah ombak (break water) di sekitar pintu masuk dan keluarnya kapal di Plawangan Puger karena seringnya terjadi kecelakaan laut di sana.
"Penambahan panjang pemecah ombak itu malah membuat susah nelayan dan membahayakan keselamatan nelayan karena banyak perahu yang karam," kata salah seorang nelayan Puger, Imam Hambali.
Ia mengatakan plawangan merupakan jalur masuk dan keluar dari muara ke laut lepas dan saat hendak keluar ke laut, perahu nelayan menantang ombak dan saat masuk ke plawangan, perahu justru mengikuti ombak.
Ombak besar yang membentur gunung di salah satu sisi menjadi tantangan tersendiri bagi nelayan yang hendak pulang melaut, sehingga tidak jarang perahu yang berisi tangkapan ikan diterjang ombak hingga karam dan terkadang nelayan hilang terseret ombak tersebut.(*)