Sampang (Antara Jatim) - Polres Sampang, Jawa Timur, mengantisipasi kemungkinan adanya teroris yang masuk ke wilayah itu dengan melakukan deteksi dini dan meningkatkan peran aktif masyarakat.
Kapolres Sampang AKBP Tofik Sukendar di Sampang, Kamis menjelaskan upaya deteksi dini kemungkinan masuknya teroris di Kabupaten Sampang itu dilakukan dengan meningkatkan kewaspadaan internal di jajaran Polres Sampang.
"Selain itu, kami juga meminta agar masyarakat untuk menggiatkan kembali pos keamanan lingkungan (poskamling)," ujar Tofik.
Upaya peningkatan pengamanan ini dilakukan jajaran Polres Sampang setelah adanya aksi penusukan terhadap dua anggota Brimob di Masjid Falatehan, Jakarta Selatan, 30 Juni lalu.
Kapolres juga menjelaskan, pihaknya sudah mengumpulkan seluruh perwira, para kabag, kasat dan kapolsek dan menyampaikan agar meningkatkan kewaspadaan.
"Dengan adanya kejadian di Jakarta kita selaku aparat kepolisian tidak perlu takut tapi lebih waspada bersama dengan masyarakat mengantisipasi hal itu," katanya.
Tofik lebih lanjut menyatakan, pihaknya juga bekerja sama langsung dengan Detasemen Khusus 88 dan juga dari jajaran atas, yaitu Polda Jatim dan Mabes Polri, untuk terus memonitor adanya pergerakan jaringan ISIS yang dimungkinkan sudah memasuki seluruh bagian wilayah masyarakat termasuk di Kabupaten Sampang.
"Memang di Sampang sampai saat ini belum terindikasi, tapi upaya antisipasi terus kita lakukan," ucapnya.
Polres Sampang juga memberdayakan fungsi pengamanan tertutup dari jajaran Satreskrim, Intelijen dan Satnarkoba.
Ini dimaksudkan untuk melapisi pengamanan di setiap kegiatan masyarakat, serta menjadi hal yang wajib untuk terus menjalin komunikasi dengan pemerintah daerah, tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat. (*)