Surabaya (Antara Jatim) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menargetkan pengerjaan proyek "underpass" (jalan bawah tanah) dan "overpass" (jalan layang) di Bundaran Mayjen Sungkono sudah bisa difungsikan pada November 2017 dan awal 2018.
"Kami sepakat untuk jalan yang 'overpass' ini bisa selesai pada 10 November dan bisa digunakan. Sementara untuk keseluruhannya awal tahun 2018 ditargetkan sudah kelar," kata Rismaharini seusai melakukan peninjauan di lokasi pengerjaan underpass Bundaran Satelit Surabaya, Selasa.
Menurut dia, proyek hasil "Corporate Social Responsibility" (CSR) dari para pengembang di Surabaya ini sudah hampir setengah jalan.
Ia berharap kepadatan arus lalu lintas yang selama ini sering terjadi di kawasan Bundaran Mayjen Sungkono akan segera terurai dengan adanya "underpass" dan "overpass".
Pada saat peninjauan, wali kota didampingi Sekkota Surabaya, Hendro Gunawan beserta Asisten II M Taswin serta Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, Agus Imam Sonhaji.
Juga kepala dinas terkait seperti Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Erna Purnawati, Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Eri Cahyadi, Kepala Dinas Perhubungan Irvan Wahyudrajad dan Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Chalid Buchari.
Bila jalan "overpass" Bundaran Mayjen Sungkono sudah difungsikan, wali kota optimistis kepadatan lalu lintas di kawasan tersebut akan menjadi lancar. Sebab, kendaraan dari arah Kupang Indah yang akan menuju ruas jalan tol, tidak perlu lagi berputar di bundaran. Begitu juga kendaraan dari arah tol yang akan menuju ke Kupang Indah, bisa langsung meluncur melalui jalan "overpass" tersebut.
Sementara bila "underpass" Bundaran Mayjen Sungkono kelak sudah dioperasikan, kendaraan dari arah jalan Mayjen Sungkono bisa langsung menuju jalan HR Muhammad tanpa harus bertemu kendaraan yang keluar dari tol. Begitu juga dari arah sebaliknya.
"Kalau ada ini tidak ada macet lagi di kawasan Mayjen Sungkono, karena bisa langsung. Mulai dari depan (stasiun) TVRI jalan terus ke HR Muhammad. Selama ini ada pemberhentian, nunggu traffic light empat kali baru jalan sehingga panjang waktu tunggunya. Ini nanti cuma dua kali. Kalau yang dari tol atau dari Kupang indah mau ke tol juga bisa langsung lewat "overpass", selama ini berputar. Jadi ini sangat membantu," ujarnya.
Jika masih ada kekurangan dana, wali kota menyebut kekurangannya tidak banyak. Apalagi, ada pengembang yang masih belum berpartisipasi memberikan CSR-nya.
"Saya yakin kekurangannya tidak banyak karena struktur utama sudah selesai. Nanti akan kami undang lagi yang belum ikut (bayar) karena ini sangat membantu akseptabilitas Surabaya Barat," ujarnya.
Wali kota optimistis, "underpass" dan "overpass" di Bundaran Mayjen Sungkono tersebut selain efektif untuk mengatasi kepadatan lalu lintas, juga akan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi di kawasan Surabaya Barat.
"Ini akan menjadi trigger bagi perekonoman Surabaya Barat. Perkembangan ekonomi Surabaya Barat juga akan jauh lebih cepat," katanya.
Selain soal dana, pekerjaan rumah lainnya yang juga diselesaikan adalah pemindahan titik pos polisi dan juga ruang terbuka hijau yang akan difungsikan untuk menghubungkan jalan over pass.
"Kami juga telah berkoordinasi untuk pelaksanaan pemindahan utilitas semisal kabel fiber optik," kata Fikry Amirulah Hidayat dari bagian teknik pekerjaan Bundaran Satelit.
Menurut Fikry, jalan overpass Bundaran Mayjen Sungkono tersebut memiliki panjang 175 meter, sementara untuk underpass sepanjang 466 meter dan lebar 18 meter. "Kalau untuk kedalaman "underpas" 5,5 meter," ujarnya. (*)