Surabaya (Antara Jatim) - Menjajal sajian kuliner memang tiada habisnya. Berbagai inovasi terus dikembangkan untuk memanjakan lidah. Mulai dari level tingkat kepedasan, varian bentuk sampai dengan suasana tempat makan coba dihadirkan untuk menjamu penikmat kuliner.
Salah satunya adalah martabak usus "Myochi" yang ada di Jalan Karangmenjangan Nomor 81 Surabaya. Beda martabak ini dengan martabak pada umumnya ada pada isi . Jika martabak biasanya berisi irisan daging cincang, Myochi berisi irisan usus yang sudah dimasak bumbu merah.
Soal rasa, jangan ditanya lagi. Sedapnya martabak, ditambah lagi dengan gurihnya irisan usus membuat sensasi tersendiri di lidah penikmat kuliner. Di tempat ini, martabak usus disajikan dengan berbagai olahan tambahan seperti martabak usus spesial dan juga martabak usus mozarela.
Ochi selaku pemilik kedai menuturkan, ide pembuatan martabak usus ini merupakan resep turun temurun dari orang tuanya yang ada di Gresik.
"Saya asli Gresik. Dan berjualan martabak ini saya lakukan untuk melestarikan kuliner khas dari daerah saya," ujarnya.
Dari sisi harga, martabak ini dijual dengan harga yang bervariasi antara Rp17 ribu sampai dengan Rp50 ribu tergantung dari olahan tambahan dan juga porsi.
Seperti martabak usus spesial untuk porsi ukuran sedang dijual dengan harga Rp25 ribu untuk setiap porsinya. Berisi sebanyak lima sampai enam potong martabak usus.
"Rasanya enak, gurih. Ususnya sangat terasa," kata Fauzan salah seorang pembeli.
Jam buka martabak usus yang ada di Jalan Karangmenjangan ini sejak pukul 16.00 WIB sampai dengan pukul 23.00 WIB. Sejak dibuka tahun 2014 lalu saat ini mulai dikembangkan dalam bentuk waralaba.
Berminat untuk mencoba varian kuliner martabak usus, silahkan datang ke Jalan Karangmenjangan Nomor 81 Surabaya.
Oh iya, di kedai martabak usus ini juga dijual terang bulan "telanjang". Lazimnya berjualan martabak bisa dipastikan selalu disandingkan dengan terang bulan. Variannya pun cukup banyak, tergantung dari keinginan pembeli, termasuk campuran adonan yang dipesan.(*)
Video oleh: Indra Setiawan