Kediri (Antara Jatim) - Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kediri, Jawa Timur, melaksanakan program memperdalam pelajaran agama untuk para tahanan dan narapidana, khususnya saat Ramadhan dengan harapan warga binaan mereka meningkat keimanannya dan menjadi manusia yang lebih baik.
"Kami ingin agar kualitas keimanan dan ketakwaannya meningkat dengan kegiatan ini. Selain itu, mereka juga bisa meningkatkan kesadaran diri, bertaubat, tidak melakukan perbuatan (kejahatan) lagi, tidak akan mengulangi kejahatannya, menyesali apa yang pernah dilakukan dan mau membangun diri sendiri, masyarakat, serta keluarga," kata Kepala Lapas Kelas II A Kediri Latif Safiudin di Kediri, Selasa.
Ia mengatakan di Lapas Kediri, juga sudah terdapat pondok pesantren yang santrinya juga para tahanan. Aktivitas di pondok pesantren tersebut beragam, misalnya sistem ceramah umum maupun kelas. Mereka ada yang belajar mengaji dengan metode iqro, ada pelajaran fiqih, akhlak, hingga memandikan mayat.
Untuk penyelenggaraan pondok pesantren ini, dibantu Kementerian Agama Kota Kediri, maupun dari pesantren.
Pendirian pondok pesantren di dalam lapas mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, baik dari kementerian agama maupun MUI. Pendirian lembaga itu diharapkan juga lebih memudahkan para tahanan mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Untuk jam belajar, rutin setiap hari dan sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan. Bahkan, untuk para tahanan juga rutin shalat berjamaah, termasuk ketika shalat tarawih berjamaah.
Sementara itu, Kepala Kementerian Agama Kota Kediri Ahmad Zuhri menambahkan dari kementerian memang sengaja menyediakan guru, salah satunya adalah qori. Mereka membelajari para tahanan belajar melantukan ayat-ayat suci Al-Quran.
"Kami punya qori yang sudah tingkat nasional dan mengajari mereka, termasuk yang putri juga. Untuk jam mengajar satu pekan satu kali," katanya.
Ia mengaku, dari kementerian cukup senang adanya pondok pesantren ini. Para tahanan pun banyak yang menyambut baik, sebab mereka bisa belajar agama.
Di Lapas Kediri, daya tampung tahanan sekitar 500 orang, namun saat ini lebih dari 700 yang ada di tahanan. (*)