Manchester, (Antara/Reuters) - Sebuah ledakan hari Senin (Selasa WIB) terjadi pada konser di kota Manchester, saat penyanyi asal AS Ariana Grande tampil, menewaskan setidaknya 19 orang dan sekitar 50 lainnya terluka, pihak kepolisian Inggris sedang menangani kejadian tersebut seperti penanganan terhadap aksi teroris.
Pihak kepolisian mengatakan bahwa mereka telah menanggapi laporan adanya sebuah ledakan yang menyebabkan sejumlah korban tewas yang terkonfirmasi serta korban luka-luka lainnya di arena yang berkapasitas 21.000 orang.
Seorang saksi yang menghadiri konser tersebut mengatakan bahwa dia merasakan ledakan yang sangat besar saat ia meninggalkan arena, diikuti dengan jeritan dan ribuan orang yang ergesa-gesa berusaha kabur meninggalkan arena.
"Kami mencari jalan keluar dan saat kami mencapai pintu ada ledakan besar dan semua orang berteriak," kata pengunjung konser Catherine Macfarlane kepada Reuters.
"Itu adalah ledakan yang besar - anda bisa merasakannya di dada anda," ujarnya.
Situasi kacau. Semua orang berlari dan menjerit dan berusaha mencoba keluar," tambahnya.
Saksi mata melaporkan bahwa terdapat banyak anak di konser tersebut.
Manchester Arena, merupakan arena dalam ruangan terbesar di Eropa, dibuka pada 1995 dan merupakan tempat konser dan olahraga yang populer.
Seorang juru bicara dari pihak Ariana Grande, 23 tahun, mengatakan bahwa penyanyi itu dalam kondisi "baik". Sebuah video yang diunggah di Twitter menunjukkan para penggemar, yang kebanyakan dari mereka kaum muda, menjerit dan lari meninggalkan arena.
Inggris berada pada tingkat kewaspadaan siaga dua yang artinya serangan oleh pihak militan dianggap sangat mungkin terjadi.(*)
Setidaknya 19 Tewas akibat Ledakan pada Konser Ariana Grande di Manchester
Selasa, 23 Mei 2017 11:21 WIB