Probolinggo (Antara Jatim) - Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo Hasyim Ashari mengatakan persediaan atau stok bawang merah di kabupaten setempat melimpah karena sebagian besar petani sudah panen.
"Bukan hanya produksi bawang merah dari petani yang melimpah, namun pasokan bawang merah dari daerah lain yang masuk ke Probolinggo juga banyak, sehingga menyebabkan harganya turun di pasaran," katanya di Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu.
Menurutnya ada beberapa faktor eksternal penyebab turunnya harga komoditas bawang merah, seperti pasokan dari luar daerah, sedangkan di sisi lain, hasil panen dari petani juga melimpah.
"Kami mendapatkan informasi terdapat kiriman bawang merah dari Bima Nusa Tenggara Barat (NTB) masuk ke Probolinggo. Jika persediaan banyak dan permintaan stagnan, maka harga secara otomatis akan turun karena hal itu prinsip ekonomi. Apalagi, ada kabar bahwa terdapat impor bawang merah juga masuk ke Probolinggo," tuturnya.
Berdasarkan data, luas areal tanam bawang merah di Kabupaten Probolinggo tahun 2016 mencapai 5.743 hektare, namun yang berhasil panen seluas 5.529 hektare dengan jumlah produksi 402.338 kuintal.
"Kami mendorong adanya investasi dalam pengelolaan bawang merah di Kabupaten Probolinggo, sehingga petani tidak hanya mengandalkan penjualan ke pasar saja, melainkan juga bisa ke pabrik pengelolaan yang diharapkan harga jual bawang merah bisa stabil di pasaran," katanya.
Sementara salah seorang petani di Probolinggo Saifudin mengeluhkan rendahnya harga bawang merah di tingkat petani, sedangkan harga di pasaran justru relatif stabil, sehingga petani banyak mengeluh terkait dengan rendahnya harga bawang merah tersebut.
"Harga jual bawang merah tertinggi di tingkat petani hanya Rp14.000 per kilogram, bahkan selama sepekan terakhir bawang merah petani yang dijual kepada pengepul dihargai Rp8.000 – Rp10.000 per kilogram," tuturnya.
Beberapa kecamatan yang menjadi sentra komoditas bawang merah di Kabupaten Probolinggo di antaranya Kecamatan Dringu, Gending, Leces, Tegalsiwalan dan Banyuanyar.(*)