Kediri (Antara Jatim) - Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan Kediri, Jawa Timur, menegaskan pengembangan lahan kopi akan disesuaikan dengan lereng hutan, mengingat mayoritas lahan Perhutani di kawasan hutan.
"Dalam pengembangan kopi disesuaikan dengan tingkat lereng hutan, yang datar dan landai dimungkinkan bisa, tapi yang miring harus ada variasi akar, supaya lebih kuat lagi dalam mencengkeram," kata Kepala Perum Perhutani KPH Kediri Maman Rosmatika di Kediri, Kamis.
Ia mengakui lereng gunung rawan longsor. Untuk itu, ia pun meminta pada petani yang tergabung dalam lembaga masyarakat desa hutan (LMDH), untuk memerhatikan tingkat lereng bukit.
Ia juga mendukung penuh program dari Bank Indonesia Kediri yang membantu warga untuk bercocok tanam kopi. BI memberikan bantuan 9.500 bibit kopi jenis arabika pada petani di Kediri dan Tulungagung.
Di Tulungagung, kata dia, tanaman kopi jenis arabika memang cocok ditanam di Desa Geger, Kecamatan Sendang. Jenis kopi itu harus ditanam di tanah dengan ketinggian minimal 800 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Maman menyebut, di lahan Perhutani Kediri, ada sekitar 3.000 hektare yang ditanami kopi dengan jenis robusta. Untuk jenis arabika ada, namun jumlahnya sangat sedikit.
Ia pun mengatakan, peremajaan batang kopi juga laik dilakukan. Beberapa tanaman usianya sudah belasan tahun, sehingga produksi pun juga menjadi terkendala.
"Mungkin nanti yang robusta bertahap diremajakan, diganti arabika," katanya.
Di selingkar wilis (areal Gunung Wilis, 2.169 mdpl), akan ditanami minimal 500 hektare. Lahan itu akan dijadikan kluster kopi khusus jenis arabika.
"Nanti kami rencanakan membuat kluster dengan minimal 500 hektare maksimal 1.000-2.000 hektare, dan ini cocok di Tulungagung," katanya.
Untuk tahun pertama, Maman menyebut akan diupayakan minimal 100 hektare ditanami kopi jenis arabika. Ia berharap, dengan lahan itu, petani pun bisa semakin sejahtera, mengingat informasi harga jual kopi jenis arabika ini juga lebih baik.
Perhutani, kata dia, juga akan memberikan pendampingan pada petani. Selain mendukung untuk lahan bisa dimanfaatkan petani, Perhutani juga memberikan penguatan kelembagaan serat fasilitasi finansial. (*)