Kediri (ANTARA) - Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kediri, Jawa Timur, mengungkapkan bahwa realisasi panen getah pinus di wilayah Perhutani Kediri selama 2021 mencapai 96,5 persen dari target yang ditetapkan meskipun masih pandemi COVID-19.
"Pada 2021, untuk getah pinus mencapai 96,5 persen. Ini sekitar 8.900 ton. Di pertengahan tahun kami pacu ketertinggalan awal semester pertama, sehingga di semester kedua hampir mendekati 100 persen," kata Administratur Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kediri Rukman Supriatna di Kediri, Senin.
Rukman Supriatna di sela-sela acara refleksi tahun 2021 dan strategi mencapai sukses tahun 2022 di ruang pertemuan Perhutani Kediri itu mengakui, pandemi COVID-19 sempat membuat pihaknya agak khawatir realisasi tidak tercapai optimal. Namun, karena komunikasi yang baik, akhirnya capaian itu mampu terealisasi, bahkan realisasi volume 8.900 ton itu pada 2021 itu terbesar se-Jatim.
"Kendala utama adalah dengan pandemi beberapa kegiatan agak sedikit terganggu. Banyak penyadap yang sakit, Alhamdulilllah bisa berjalan dengan baik," kata dia.
Pada 2022, pihaknya juga ditargetkan volume panen getah pinus di wilayah Perhutani Kediri mampu mencapai 9.100 ton. Ia tetap optimistis. Dengan pengalaman di 2021, target itu dipastikan bisa terealisasi.
"Di 2022 itu 9.100 ton, InsyaAllah tercapai dengan persiapan kami yang lebih matang, dengan pengalaman di 2021, mudah-mudahan 2022 kami bisa mencapai target yang ditetapkan pusat," kata dia.
Pihaknya juga menambahkan, Perhutani Kediri juga memberikan kontribusi kepada para penyadap getah pinus. Mereka diberikan upah sesuai dengan tarif yang berlaku. Hasil getah pinus disetorkan dan mereka akan mendapatkan upah.
Perhutani Kediri telah memberikan puluhan miliar yang diberikan sebagai kontribusi kepada para penyadap getah pinus. Hal itu juga sebagai penghargaan atas etos kerja yang telah diberikan para pekerja.
Selain sempat terkendala dengan panen getah pinus, karena banyak pekerja yang sakit di tengah pandemi COVID-19, pada 2021 penerimaan dari sisi pariwisata juga sempat terkendala. Hal ini karena banyaknya objek wisata yang tutup selama pandemi.
Pihaknya berharap pada 2022 ini menjadi lebih baik lagi. Untuk realisasi hasil sadapan getah pinus maupun kayu tebangan juga bisa sesuai dengan target.
"Di awal 2022 ini, harapan kami di KPH Kediri bisa lebih kompak, bisa mempersiapkan diri untuk lebih baik lagi, berdasarkan pengalaman 2021," kata dia.
Sementara itu, dalam acara acara refleksi tahun 2021 dan strategi mencapai sukses tahun 2022 tersebut juga bersamaan dengan santunan anak yatim, istigasah, penyerahan penghargaan karyawan berprestasi dan beberapa agenda lainnya.
Acara juga dihadiri oleh perwakilan karyawan dari Perhutani Kediri baik di Kediri maupun Tulungagung.