Magetan (Antara Jatim) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Sayidiman Magetan, Jawa Timur, merawat seorang pasien balita yang menderita gizi buruk.
Balita perempuan bernama Salsabila Putri Setiyono berusia satu tahun sembilan bulan itu berasal Desa Bangunasri, Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan. Salsa panggilan akrabnya, merupakan anak yang diadopsi oleh pasangan Suwarti dan Dwi Totok Setiyono.
Dokter spesialis anak RSUD dr Sayidiman Magetan, dr Nadia Masdiati Arif Sp.A yang merawat pasien mengatakan kondisi fisik Salsa sangat buruk. Balita tersebut mengalami keterlambatan pertumbuhan.
"Dalam kondisi normal, bayi berusia 21 bulan seharusnya sudah bisa berdiri. Namun, jangankan untuk tengkurap dan miring, duduk saja Salsa belum mampu. Selama ini ia hanya bisa terbaring lemah," ujar dr Nadia kepada wartawan.
Sebelumnya, Salsa telah dirawat di "intensive care unit" (ICU) ruang anak rumah sakit setempat selama enam hari. Namun, setelah pulang beberapa hari, balita tersebut kembali masuk rumah sakit karena mengalami diare hingga kondisinya memburuk.
Meski didiagnosis mengalami gizi buruk, namun pihak dokter belum bisa memastikan apakah pertumbuhan lambat itu karena kekurangan asupan gizi atau bawaan genetik dari orang tua kandungnya.
"Kami belum bisa memastikan, soalnya belum bisa bertemu dengan orang tua aslinya untuk mengecek," kata dr Nadia.
Saat dibawa ke rumah sakit, balita tersebut mengalami shock berkepanjangan akibat kekurangan kalsium. Hal itu memicu diare tiada henti dan kesadaran menurun. Karenanya pihak rumah sakit langsung memberikan perawatan dengan pemberian nutrisi dan cairan lewat infus.
Sementara, ibu angkat Salsa, Suwarti mengaku Salsa mulai mengalami diare sejak awal bulan Maret. Karena tak kunjung sembuh dan semakin lemas, ia lalu membawa anaknya tersebut ke rumah sakit. Seminggu dirawat di ICU ia memutuskan membawa pulang Salsa karena tidak sanggup menjaga Salsa di rumah sakit sendirian.
"Terpaksa saya bawa pulang karena harus merawat sendirian. Suami saya sedang bekerja di Kalimantan," kata Suwarti.
Seminggu di rumah, Salsa kembali mengalami diare hingga harus dibawa ke rumah sakit lagi. Suwarti mengaku bingung karena tidak memiliki biaya cukup.
"Saya sebetulnya tidak punya uang untuk biaya rawat ini. Ini hanya mengandalkan surat keterangan tidak mampu (SKTM)," kata dia.
Ia mengaku sudah memberi tahu ke orang tua kadung Salsa jika anaknya sedang sakit. Orang tuanya juga sudah mengirim uang sebesar Rp600 ribu sebagai tambahan biaya berobat. Jika kondisi Salsa tak kunjung membaik, pihak RSUD dr Sayidiman Magetan akan menawarkan keluarga untuk merujuknya ke RSUD dr Soedono Madiun. (*)