Ngawi (Antara Jatim) - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menyetujui usulan Bupati Ngawi Budi Sulistyono untuk membentuk gudang logistik lokal guna membantu penyerapan beras petani dan menyetabilkan harga gabah saat musim panen di wilayah setempat.
"Ada gudang di Ngawi yang disewa untuk djadikan gudang bulog. Sehingga petani nanti gabah dan berasnya tidak dijual kemana-mana, langsung dekat, dan diserap ke sini dan itu berlangsung secara terus-menerus," ujar Amran Sulaiman saat melakukan kunjungan kerja dan panen raya di Desa Karang Banyu, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Rabu (8/3) sore.
Pihaknya menyetujui usulan tersebut karena selama ini gudang yang dimiliki oleh Bulog berkapasitas minim sehingga kurang dapat maksimal dalam menyerap gabah dan beras petani setempat.
Untuk mewujudkan itu, nantinya akan ada sinergi dan tanda tangan bersama antara BUMD selaku pemilik gudang yang ditunjuk pemda dengan Bulog agar memanfaatkan gudang tersebut sebagai tempat penyerapan.
Menurut dia, pembentukkan gudang lokal dengan melibatkan BUMD dan Bulog tersebut diharapkan akan lebih memaksimalkan proses penyerapan gabah petani di wilayah Ngawi yang sebelumnya selalu di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp3.700 per kilogram saat panen akibat terkendala kualitas dan kadar air.
"Tujuannya agar beras Ngawi diserap di daerah setempat. Sehingga penyerapan Bulog lebih maksimal dan petani juga mendapatkan harga sesuai HPP," kata dia.
Sementara, Pemkab Ngawi mengaku senang karena usulannya diterima oleh Kementerian Pertanian. Sebagai langkah awal, bersama pihak terkait seperti Dinas Pertanian dan Perdagagan akan disiapkan satu dari empat gudang lokal yang dimiliki daerah tersebut.
"Kami (Ngawi) memiliki empat gudang lokal. Namun untuk tahap awal ada satu gudang dulu yang kita siapkan dengan kapasitas masing-masing gudang bisa menampung hingga 10.000 ton gabah," kata Kepada Dinas Pertanian Ngawi Marsudi.
Adapun, luas areal pertanian di Ngawi mencapai sekitar 137.000 hektare yang sebagain besar ditanamai padi. Dari luasan lahan tersebut, jumlah produksi padi daerah setempat mencapai hingga 800.000 ton per tahun.
Dengan melihat tingginya produksi padi di daerah Ngawi tersebut, tak heran jika pemerintah pusat menjadikan Kabupaten Ngawi sebagai salah satu daerah lumbung dan penyokong ketahanan pangan nasional. (*)
Video oleh: Louis R