Pamekasan (Antara Jatim) - Kapolres Pamekasan, Jawa Timur AKBP Nuwo Hadi Nugroho meminta para pelajar bisa menjadi pelopor dan contoh tertib lalu lintas kepada masyarakat.
"Sebagai generasi penerus bangsa ini, kami sangat berharap adik-adik bisa menjadi teladan, termasuk dalam disiplin berlalu lintas," katanya saat menjadi inspektur upacara di SMA Negeri 1 Pamekasan, Senin.
Kapolres menjadi inspektur di SMA Negeri I Pamekasan dalam mensosialisasikan Operasi Simpatik Semeru 2017 yang berlangsung selama sebulan pada Maret 2017.
Sosialisasi tentang operasi ini serentak digelar di berbagai lembaga pendidikan oleh jajaran Polres Pamekasan dengan menjadi inspektur upacara.
Sementara Kasat Lantas AKP Sumaryanto menjadi inspektur upacara di SMA Negeri 3 Pamekasan dengan materi yang sama.
Operasi Simpatik Semeru 2017 bersifat terbuka dengan sasaran semua bentuk potensi gangguan, ambang gangguan, dan gangguan nyata pelanggaran terhadap UU tentang Lalu Lintas.
Sasaran operasi ini adalah bentuk gangguan yang kasat mata dan berpotensi menyebabkan ketidaktertiban lalu lintas di jalan raya.
Kapolres menjelaskan, pengendara kendaraan bermotor yang terjaring operasi simpatik ini nantinya akan diberi blanko putih.
Di dalam blanko itu identitas pelanggar akan dicatat dan pelanggar disiplin lalu lintas akan menerima undanga untuk mengikuti pengarahan, penyuluhan dan bimbingan di Polres Pamekasan.
"Titik tekan operasi ini adalah untuk menciptakan kesadaran akan pentingnya disiplin lalu lintas guna menakan angka kecelakaan di jalan raya," katanya.
Sedangkan pelajar dan mahasiswa, menurut kapolres merupakan bagian elemen kelompok masyarakat yang tercatat sering mengalami kecelakaan lalu lintas dan pelanggaran di jalan raya.
"Makanya hari ini kami serentak mengelar sosialisasi tentang Operasi Simpatik Semeru 2017 ini ke sekolah-sekolah dengan menjadi inspektur upacara," katanya.
Di Pamekasan kasus kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pengendara sepeda motor dari kalangan pelajar ialah kasus tabrakan maut yang menewaskan tiga orang pada 4 Maret 2017.
Korban tewas sebanyak tiga orang dan semuanya merupakan pelajar asal Kabupaten Sumenep. (*)