Jember (Antarajatim) - Wakil Bupati Jember A. Muqit Arief akan mendorong pengembangan ekonomi koperasi pondok pesantren untuk meningkatkan potensi ekonomi pesantren di kabupaten setempat.
"Kami akan merealisasikan 'pilot project' sejumlah koperasi pondok pesantren yang sudah siap dikembangkan dan mereka akan dibina secara khusus untuk pengembangan koperasinya," kata Muqit di Jember, Selasa.
Menurutnya pembentukan koperasi primer dan sekunder di pondok pesantren akan menjadi kekuatan menyatu yang dapat mendongkrak roda perekonomian di pesantren setempat, sehingga dapat memberikan dampak yang positif bagi santri dan pesantren.
"Ada beberapa pesantren di wilayah pedesaan yang memiliki lahan yang nantinya akan dikembangkan, agar dapat memberikan manfaat bagi perekonomian di pesantren. Jangan sampai ada lahan 'tidur' di pondok pesantren," tuturnya.
Ia mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan pesantren sulit mengembangkan perekonomiannya melalui koperasi yakni faktor permodalan dan sumber daya manusia (SDM) santri yang berada di pesantren.
"Namun faktor permodalan untuk memulai konsep ekonomi bukan menjadi kendala utama untuk mengembangkan perekonomian pesantren karena dibutuhkan juga kemampuan manajemen yang baik dan peningkatan SDM santri," katanya.
Ia berharap pondok pesantren di Jember memiliki koperasi seperti toko modern berjaringan yang memiliki manajemen pengelolaan yang bagus seperti Alfamart dan Indomaret, agar mendongkrak perekonomian pesantren.
"Setelah manajemen dan SDM tertata dengan baik, maka kami akan berkoordinasi dengan Dinas Koperasi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), dan Kementerian Agama Jember untuk mengembangkan koperasi di tingkat pesantren tersebut," ujarnya menambahkan.
Sementara Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jember Achmad Bunyamin mengatakan semua pihak perlu membantu untuk menggali potensi perekonomian pesantren di Kabupaten Jember.
"Ada sekitar 600 lebih pondok pesantren di Jember. Kalau setiap pesantren ada lahan sekitar 1 hektare yang menganggur ditanami cabai atau singkong, maka bisa didorong untuk mandiri pesantren itu," tuturnya.
Ia mencontohkan toko berjaringan "Basmallah" milik Pondok Pesantren Sidogiri yang sangat luar biasa tersebut karena mampu menyaingi Alfamart dan Indomaret, sehingga pesantren itu sudah benar-benar mandiri.(*)