Kediri (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menyiapkan rencana penyambutan kedatangan keluarga Ibrahim Datuk Tan Malaka, dari Sumatera Barat, yang akan menggelar prosesi adat penobatan gelar Datuk Tan Malaka pada kemenakannya Hengki Novaro Arsil di Kabupaten Kediri, Selasa (21/2).
Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Kabupaten Kediri, Krisna Setiawan mengatakan Pemkab Kediri menyambut baik dan menghormati proses adat yang berlaku dalam keluarga besar Pahlawan Nasional Ibrahim Datuk Tan Malaka.
"Perlu ditegaskan Pemkab Kediri akan menaati segala keputusan dari pemerintah pusat terkait Tan Malaka karena hal ini menjadi wewenang Pemerintah Republik Indonesia," kata Krisna menirukan ucapan Wakil Bupati Kediri Masykuri di Kediri, Senin.
Pihaknya juga menyambut baik dan mengucapkan selamat datang pada rombongan keluarga Tan Malaka dari Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, yang akan berkunjung langsung ke makam yang dipercaya ada jasad Tan Malaka, di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, itu.
Lebih lanjut, pihaknya juga mengatakan yang terpenting sepeninggal Datuk Tan Malaka adalah bagaimana kini para penerus bangsa dapat meneladani semangat pratriotisme dan pemikiran Tan Malaka, karena bangsa besar adalah bangsa yang tidak akan melupakan jasa para pahlawannya.
"Tan Malaka adalah sosok yang tak lepas dari sejarah berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kiprahnya dalam perjuangan perang kemerdekaan sangat besar. Beliau juga aktif berupaya mencerdaskan rakyat Indonesia dengan mengajar dan mendirikan sekolah," ungkapnya.
Ia juga menambahkan, pendidikan yang diajarkan Tan Malaka membantu membebaskan rakyat dari berbagai kebodohan. Hal itu diharapkan jadi tauladan bagi semuanya.
"Menurutnya (Tan Malaka), pendidikan adalah cara terbaik membebaskan rakyat dari kebodohan dan keterbelakangan, sekaligus membebaskan diri dari kolonialisme. Atas pemikiran dan jasanya tersebut, Presiden Soekarno menetapkan Tan Malaka sebagai pahlawan nasional. Tentunya ini harus menjadi teladan bagi kita semua," ujarnya.
Pegiat Tan Malaka Institute, Habib Datuk Monti menegaskan dalam kegiatan itu tidak dilakukan penggalian makam, sebab soal itu diserahkan ke pusat. Tan Malaka merupakan pahlawan nasional, sehingga untuk pemindahan jenazah pun harus sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Pemindahan jasad itu hak pemerintah, karena pahlawan nasional dan tentu kami menanti keputusan apa yang dilakukan pemerintah pada Ibrahim. Kami hormati, sesuai dengan aturan yang berlaku," katanya.
Ia juga berharap, pemerintah terbuka hatinya, dengan memberikan tanggung jawab moral. Sebagai pegiat pemikiran Tan Malaka, jika hal itu dilakukan pemerintah tentunya akan memberikan semangat bagi pegiat pemikiran seperti dirinya, sehingga berbagai ilmu yang ditinggalkan Tan Malaka bisa diaplikasikan, secara bebas dan masif.
Keluarga besar Tan Malaka akan berkunjung ke Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri. Rombongan akan singgah untuk istirahat di Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri.
Keluarga direncanakan akan bertemu pengasuh pondok, dan setelahnya langsung ke makam, guna prosesi penjemputan gelar Datuk Ibrahim Tan Malaka, yang dilakukan di areal makam.
Dalam acara itu akan dilakukan shalat gaib. Selain itu, juga akan ada ritual untuk penjemputan gelar tersebut. Setelah selesai, rombongan kembali ke pondok, melakukan doa bersama dan bersiap meninggalkan Kediri kembali ke Sumatera Barat. (*)