Nganjuk (Antara Jatim) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi menginginkan agar peran guru yang bertugas sebagai konselor bisa lebih dioptimalkan sebagai upaya membantu anak-anak agar lebih mengenal dirinya sendiri.
"Peran konselor tidak bisa dilepaskan dari instrumen di sekolah, instrumental antarsiswa, agar mereka bisa aktif mengembangkan dirinya sesuai dengan kemampuan secara optimal," katanya saat menghadiri acara rapat koordinasi nasional (Rakornas) ikatan bimbingan konseling sekolah (IBKS) dan sosialisasi panduan penyelenggaraan BK pada satuan pendidikan di Pendopo Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Sabtu.
Muhadjir mengingatkan tentang prinsip dari konseling, yang memberikan keleluasaan seluasnya agar siswa berperan aktif, bisa mengembangkan dirinya sesuai dengan potensi yang dimiliki siswa tersebut.
Pihaknya mengatakan, guru yang bertugas sebagai konselor bukanlah orang yang bisa membentuk anak, tapi memberikan kesempatan anak untuk mengembangkan dirinya sendiri.
Ia mengatakan, adanya perubahan zaman ternyata juga memengaruhi psikologis anak didik. Guru harus berperan lebih optimal, sesuai dengan paribahasa pendidikan, "Ing ngarso sung tuladha" yang artinya di depan memberi contoh.
"Untuk pendidikan, konselor harus bisa berperan di depan pelajar, bukan hanya mendorong. Jadi peranan guru bisa memberikan teladan, bisa memberikan spirit, motivasi," harapnya.
Mendikbud juga menegaskan, pada 2017, kementerian akan mengubah strategi pengembangan guru. Konselor tidak lagi terpusat, melainkan akan desentralisasi melalui asosiasi, baik untuk MGMP (musyawarah guru mata pelajaran), maupun KKG (kelompok kerja guru).
"Jadi, dengan begitu saya harap penataran nasional yang banyak menghabiskan biaya perjalanan serta menyita waktu guru, sehingga guru tidak konsentrasi mengajar itu bisa dikurangi, kalau bisa dihapus," katanya.
Untuk teknisnya, ia sudah meminta pada pejabat terkait memroses rencana tersebut. Pihaknya juga secara bertahap akan menyerahkan ke kabupaten/kota maupun provinsi, termasuk pengelolaan anggaran.
Sementara itu, Ketua Umum ABKIN (Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia) Mungin Eddy Wibowo mengatakan organisasi ini dibentuk untuk ikut menyukseskan pendidikan di Indonesia.
Ia mengatakan, selama ini banyak yang menganggap guru bimbingan konseling (BK) tidak penting, dan yang penting adalah mata pelajaran. Padahal, hal itu tidak sepenuhnya benar.
"Sehebat apapun dalam pelajaran, untuk bisa mencapai daya serap yang ditetapkan 75-80 persen, belum tentu bila sedang mengalami persoalan. Dari sinilah guru BK berperan penting untuk membantu peserta didik untuk memperkuat kepribadian, karakter," katanya.
Ia juga selalu mengingatkan pada guru-guru, anak-anak merupakan generasi muda dan mereka bisa menjadi generais emas, sehingga tugas guru untuk membantu peserta didik agar mereka bisa mandiri, berkembang optimal, sehingga peserta didik pun dalam kehidupan bisa tertib.
Menurut dia, rapat ini penting dilakukan, agar ada satu pemahaman bagi guru, terutama di BK untuk selalu menjaga profesi, terlebih di era yang semakin maju seperti sekarang ini.
Dalam acara tersebut, selain dihadiri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi, juga pejabat di bawahnya, pengurus ABKIN, guru se-Jatim, serta muspida Kabupaten Nganjuk. (*)
Video oleh : Asmaul C