Sumenep (Antara Jatim) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep, Jawa Timur, mencatat inflasi di kabupaten tersebut pada Desember 2016 sebesar 0,53 persen melampaui tingkat Nasional yang 0,42 persen.
"Namun, angka inflasi di Sumenep pada Desember 2016 masih di bawah regional atau tingkat Jawa Timur yang sebesar 0,56 persen," kata Kepala BPS Sumenep, Suparno di Sumenep, Rabu.
Di Sumenep, tiga dari tujuh kelompok pengeluaran pada Desember 2016 mengalami inflasi, dua kelompok deflasi, dan dua kelompok lainnya stabil.
Tiga kelompok yang mengalami inflasi adalah kelompok bahan makanan sebesar 2,10 persen; kelompok transportasi, komunikasi 0,23 persen dan jasa keuangan; dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,13 persen.
Sementara kelompok yang mengalami deflasi adalah kelompok sandang sebesar 0,95 persen dan kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,02 persen.
"Untuk dua kelompok pengeluaran yang stabil adalah kelompok kesehatan dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga," kata Suparno, menerangkan.
Ia menjelaskan, komoditas yang memberikan andil besar terjadinya inflasi di Sumenep pada Desember 2016, di antaranya telur ayam ras, daging sapi, cabai kecil, dan bawang putih.
Sementara komoditas yang memberikan andil besar terjadinya deflasi, di antaranya emas perhiasan, bawang merah, dan daging ayam kampung.
Sesuai data di BPS Sumenep, tujuh daerah lainnya di Jawa Timur yang menjadi lokasi survei indeks harga konsumen juga mengalami inflasi pada Desember 2016.
Jember mengalami inflasi 0,93 persen; Banyuwangi 0,47 persen; Kediri 0,36 persen; Malang 0,58 persen; Probolinggo 0,38 persen; Madiun 0,45 persen; dan Surabaya 0,56 persen. (*)