"Hari ini kami mengaktifkan sebanyak 59 kartu dari 61 pengajuan kartu tani yang ada di pabrik gula Candi Baru ini," kata Kepala BNI Wilayah Surabaya Risang Widoyoko usai kegiatan peluncuran kartu tani di lingkungan Pabrik Gula Candi Baru di Sidoarjo, Kamis.
Ia mengemukakan, dengan adanya kartu ini diharapkan para petani bisa dengan mudah untuk melakukan transaksi perbankan, terutama dalam penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada petani tebu.
"Dalam model KUR ini sudah langsung terbagi dalam beberapa penggolongan seperti untuk pembelian pupuk, biaya penebangan dan angkut serta kebutuhan lainnya. Sehingga, para petani ini tidak menerima uang tunai, melainkan diberikan dalam bentuk kebutuhan tadi," katanya.
Ia menjelaskan, sesuai dengan instruksi dari pemerintah, pihaknya mengarahkan penyaluran KUR ini kepada sektor pertanian bukan kepada sektor perdagangan dan retail yang selama ini sudah dilakukan.
"Dengan model penyaluran seperti ini maka ada kepastian pengembalian pinjaman kredit yang disalurkan ini," katanya.
Untuk penyaluran kredit ini, pihaknya memberlakukan waktu pengembalian selama 18 bulan dengan bungan sebesar sembilan persen, dan di tahun mendatang optimistis bisa menjadi tujuh persen.
"Untuk tahap pertama ini, dari total 400 petani, terdapat 62 yang mengajukan dan 59 petani yang diaktifkan penyalurannya dengan nilai kredit berkisar Rp70 juta sampai dengan Rp400 juta," katanya.
Ia menjelaskan, secara nasional terdapat 5.604 kartu yang akan diaktifkan dan di Jawa Timur porsinya lebih besar yakni sekitar 4.571 kartu.
"Khusus wilayah Surabaya terdapat 2.237 kartu yang akan diaktifkan salah satunya melalui petani di pabrik gula melalui PT Perkebunan Nusantara baik itu PTPN sepuluh, sebelas dan dua belas," katanya.
Sementara itu, Direktur PG Candi Baru Warsito mengatakan, pihaknya menyambut baik adanya kerja sama yang menguntungkan ini.
"Mungkin ini baru yang pertama, dan diharapkan bisa berlangsung secara maksimal dalam kesempatan yang akan datang," katanya. (*)