Banyuwangi (Antara Jatim) - Batik Banyuwangi berhasil mencuri perhatian para pencinta fesyen di Pulau Bali. Batik banyuwangi dalam beragam bentuknya ditampilkan dalam pergelaran busana Komunitas Cinta Berkain Indonesia (KCBI) di Ballroom Hotel Trans Resort, Bali, di Trans Resort, Bali, Minggu (4/11). Acara tersebut bertajuk "Year End Party 2016 - The Sunrise of Java".
"Sebenarnya ini kali kedua kami menyelenggarakan event fashion dengan batik Banyuwangi. Pertama bulan lalu yang menampilkan para penari tango internasional dengan mengenakan batik. Lalu, saat ini spesial khusus fashion show," ungkap Ketua KCBI Bali Mayke Boestami.
Menurut Mayke, batik Banyuwangi memiliki warna yang fresh dan perpaduannya yang menarik. "Tidak mau satu, tapi saya mau sepuluh batik Banyuwangi malam ini ditampilkan. Motif dan warnanya bagus-bagus," ujar Mayke.
Dalam peragaan busana yang berlangsung semalam, KCBI mengangkat desainer kenamaan Irma Lumiga. Irma adalah satu-satunya desainer batik di Bali. Dia lahir di Banyuwangi, namun telah lama mengembangkan karir di Pulau Dewata. ”Sebagai desainer yang lahir di Banyuwangi, saya terus terang bangga dengan kemajuan daerah, makanya saya senang bisa membantu promosi batik banyuwangi di Bali,” ujarnya.
Irma menjelaskan, batik Banyuwangi memiliki kekhasan dan filosofi di setiap motifnya. "Batik Banyuwangi memiliki motif yangg telah diwariskan dari dahulu. Sudah sepatutnya saya, sebagai desainer, berkontribusi untuk memajukannya guna mengangkat pamor batik Banyuwangi ke industri fesyen nasional,” papar satu-satunya desainer batik di Bali tersebut.
Ada dua motif yang diangkat oleh Irma dalam fashion show tersebut. "Saya meng-create batik motif gajah oling dan sekar jagat. Gajah oling selalu saya bawa karena merupakan motif yang tertua. Kalau Sekar Jagat yang motifnya menampilkan keseluruhan motif batik Banyuwangi, ini cocok dengan kondisi saat ini yang sedang ramai-ramainya bahas kebhinekaan," jelasnya.
Irma menampilkan 41 rancangan busana, mulai dari kebaya hingga gaun pesta. Ia punya alasan tersendiri kenapa selalu menampilkan kebaya di sesi pertama setiap pagelaran busana rancangannya. "Batik itu pada dasarnya memang berbentuk kebaya. Tapi, tidak hanya bisa dibuat kebaya, bisa dibuat macam-macam style. Ini yang coba saya tampilkan," papar Irma.
Peragaan busana tersebut tidak tidak hanya dihadiri fashionista dalam negeri, namun juga kalangan mancanegara. "Ada rekan dari Jerman dan beberapa lainnya sudah memesan gaun yang tadi ditampilkan. Mereka suka keindahan batik Banyuwangi," aku pemilik brand Lumiga Fashion itu.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang hadir bersama istri, Ipuk Fiestiandani, dalam acara tersebut menyatakan apresiasinya. Anas berterima kasih kepada pihak-pihak yang membantu pemasaran batik Banyuwangi.
"Kami berterima kasih kepada teman-teman pencinta fesyen dari Bali. Ini pola kerja sama yang baik. Pemkab Banyuwangi hanya memfasilitasi sekadarnya saja, hanya mendatangkan penari gandrung. Sedangkan sisanya pihak swasta," papar Bupati Anas.
Anas juga mendorong kerja sama dengan pihak swasta melalui pelatihan bagi perajin lokal di Banyuwangi. "Banyak yang ingin membantu. Selain dari Bekraf yang sudah kerja sama, beberapa desainer Bali ingin memberikan ilmunya ke perajin Banyuwangi. Ini aksi sosial mereka karena mereka happy dengan perkembangan batik lokal di Banyuwangi," ujarnya.
Irma Lumiga sendiri sudah menjadwalkan waktunya untuk ke Banyuwangi. "Saya menyiapkan desain dan konsep, sedangkan pembatiknya di Banyuwangi. Minggu depan saya ke Banyuwangi untuk memberikan workshop desain kepada beberapa desainer lokal di sana," kata Irma.(*)