Tulungagung (Antara Jatim) - Sejumlah usaha jasa perahu penyeberangan tradisional di sepanjang aliran Sungai Brantas, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Sabtu menghentikan aktivitas layanan akibat debit air sungai yang meningkat drastis dampak hujan di wilayah hulu hingga hilir.
"Arus air tidak aman untuk penyeberangan," kata Sumadi, awak unit usaha jasa perahu penyeberangan di wilayah Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung.
Selain faktor arus kuat, kata dia, meluapnya permukaan sungai menyebabkan sebagian anjungan sesek terbuat dari bambu/kayu terendam air sehingga pengendara tidak bisa melintas.
Dari total sekitar 15 unit usaha perahu penyeberangan, hanya beberapa yang masih beroperasi melayani jasa angkut penumpang untuk menyeberangai Sungai Brantas.
"Kemarin luapan air hingga daratan sehingga praktis anjungan terendam seluruhnya," kata Dwi, warga sekitar unit usaha jasa perahu penyeberangan di Desa Ngunut, Kecamatan Ngunut.
Sejumlah pengendara yang biasa atau hendak menggunakan jasa perahu penyeberangan di Desa Kaliwungu, Kecamatan Ngunut mengaku was-was saat hendak menaiki geladak perahu untuk menyeberang daerah tetangga di Desa Kunir, Kabupaten Blitar itu.
Penyebabnya, kata dia, permukaan air telah masuk ke area daratan dan merendam sebagian badan anjungan.
"Kalau kondisinya semakin mengkhawatirkan ya terpaksa dihentikan dulu," kata salah seorang crew perahu.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tulungagung Maryani mengatakan seluruh jasa perahu penyeberangan Sungai Brantas belum mengantongi izin usaha, karena regulasinya memang belum dibuat.
"Pembinaannya ada di provinsi karena secara teritorial kewenangan provinsi, namun jika mengacu fungsi dan jenis layanannya, seharusnya yang mengatur adalah ASDP (angkutan sungai darat dan provinsi," ujarnya.(*)
Sejumlah Perahu Penyeberangan Sungai Brantas Hentikan Aktivitas
Sabtu, 3 Desember 2016 21:41 WIB
"Kalau kondisinya semakin mengkhawatirkan ya terpaksa dihentikan dulu," kata salah seorang crew perahu.