Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Dinas Perhubungan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, menginstruksikan kepada seluruh operator perahu penyeberangan yang beroperasi di Sungai Brantas untuk menghentikan layanan, terhitung mulai Senin pagi.
"Kami sudah instruksikan penghentian operasional semua perahu penyeberangan begitu mendapat informasi akan dibukanya pintu Bendungan Lodoyo (Blitar) sejak dini hari tadi," kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Tulungagung Galih Nusantoro, di Tulungagung, Senin.
Selain pemberitahuan resmi yang dikirim via layanan perpesanan singkat maupun surat, tim dari Dishub juga proaktif melakukan pemantauan di titik-titik lokasi penyeberangan Sungai Brantas.
"Penghentian operasional berlaku sampai kondisi luapan air surut dan debit sungai kembali normal," kata Galih.
Untuk memastikan keamanan, personel Dishub dibantu aparat keamanan saat ini melakukan kesiagaan dengan memantau rutin setiap akses penyeberangan yang selama ini beroperasi.
"Debit 'outflow' air Sungai Brantas dari Bendung Lodoyo/Serut Blitar per pukul 12.00 WIB dilaporkan mencapai 1.093,56 meter kubik per detik," kata Galih.
Debit dan volume air yang keluar di Bendung Lodoyo/Serut itu disebut jauh dari ambang batas yang direkomendasikan.
Dalam kondisi normal, debit air Bendung Lodoyo atau Bendung Serut di Kecamatan Kanigoro Blitar ini adalah 500 meter kubik per detik. Sementara kapasitas tampung Bendung Lodoyo ini adalah 1.500 meter kubik.
"Oleh karena itu, saat ini kita semua siaga Sungai Brantas," ujarnya.
Ia berharap semua pelaku usaha jasa penyeberangan Sungai Brantas kooperatif dan tidak memaksakan layanan penyeberangan sampai kondisi air kembali normal.
Keberadaan jasa perahu penyeberangan ini cukup vital bagi warga sekitar. Selain memperpendek jarak tempuh warga maupun mobilitas barang dari kedua sisi wilayah sungai, biaya operasional mereka juga lebih efisien.
Dishub Tulungagung hentikan aktivitas penyeberangan Sungai Brantas
Selasa, 18 Oktober 2022 1:01 WIB