Madiun (Antara Jatim) - Jumlah perokok bawah umur di Kota Madiun, Jawa Timur, cukup menguatirkansehingga perlu menjadi perhatian semua pihak untuk menguranginya karena dapat berisiko terkena penyakit yang berbahaya bagi kesehatan.
Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Madiun mencatat, hasil "screening" massal dari sebanyak 10.973 siswa SMA sederajat, diperoleh sekitar 1.618 siswa atau 14,6 persennya mengaku sebagai sudah perokok aktif.
"Sedangkan 458 siswa lainnya mengaku mulai merokok pada usia tujuh tahun. Serta sebanyak 111 siswa lainnya mengaku kali pertama mengisap rokok saat berusia enam tahun," ujar Kepala Dinkes Kota Madiun dr Agung Sulistya Wardhani kepada wartawan di Madiun, Rabu.
Dari screening massal tersebut diketahui, rata-rata usia mulai merokok adalah sekitar 14 tahun atau usia anak sekolah tingkat SMP.
Kondisi tersebut, ungkapnya, jelas sangat memrihatinkan dan harus segera ada penanganan dari semua pihak mulai dari keluarga, sekolah, lingkungan sekitar, dan pemerintah.
Adapun, fenomena perokok bawah umur tak lepas dari pengaruh lingkungan. Jika ada anggota keluarga yang merokok, anak lebih berpotensi menirunya.
"Mungkin awalnya hanya coba-coba dan iseng, namun lama-kelamaan bisa menjadi kecanduan dan tentunya rawan tertular penyakit berbahaya," kata dia.
Pihaknya tidak menampik, tingginya jumlah perokok bawah umur berbanding lurus dengan jumlah perokok secara nasional yang semakin menguatirkan.
Data Kementerian Kesehatan mencatat, sebanyak 36,5 persen penduduk Indonesia mulai merokok pada usia 15 tahun ke atas.
"Dari jumlah tersebut, sebanyak 1,9 persennya disumbang oleh perokok wanita dengan usia mulai merokok pada 10 tahun," kata Dhanik, sapaan akrabnya.
Guna menekan jumlah perokok di Kota Madiun, terlebih pada bawah umur, serta mencegah dampak dari asap rokok pada perokok pasif, Dinkes intesif mengampanyekan pola hidup sehat. Salah satunya melalui gerakan masyarakat hidup sehat (Germas).
Pihaknya juga aktif membentuk kampung bebas asap rokok. Salah satunya yang sudah mulai beroperasi adalah di Kelurahan Banjarejo dan Winongo. Dimana di lokasi tersebut, kesadaran warga untuk merokok di dalam rumah dan tempat umum sudah lebih baik.
Ia berharap dengan upaya kampanye hidup sehat tersebut, jumlah perokok aktif dan pasif di Madiun dapat berkurang signifikan sehingga terwujud warga Kota Madiun yang sehat. (*)