Surabaya (Antara Jatim) - Angkutan Massal Cepat (AMC) perkotaan berbasi rel di Kota Surabaya berupa trem yang sampai saat ini belum dibangun terkendala pendanaan dari pemerintah pusat melalui APBN.
"Skema pembiayaan dari APBN terkendala karena kondisi keuangan. APBN sebesar Rp155 miliar sudah ready, tapi kekurangannnya apa dari APBN murni atau alternatif pembiayaan lainnya?" kata Plt Kepala Dinas Perhubungan, Irvan Wahyu Drajat usai melakukan pertemuan dengan Kementrian Perhubungan membahas AMC di Surabaya, Kamis.
Ia mengatakan sesuai perjanjian kerja sama dengan pihak Kemenhub dan PT KAI, Pemkot Surabaya melakukan studi amdal lalin, park and right, dan melakukan relokasi, termasuk menyediakan feeder.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan sesuai kesepakatan awal dengan pemerintah pusat pendanaan berasal dari APBN. Namun, kemudian pemerintah pusat mendapatkan tawaran pendanaan dari Jerman. "Ada loan dari Jerman," katanya.
Risma mengaku untuk mewujudkan pembangunan AMC itu, pihaknya akan berupaya mendapatkan dua sumber pendanaan tersebut. "APBN sebenarnya siap, tinggal menunggu perpres," katanya.
Wali kota menyebutkan, anggaran yang dibutuhkan untuk membangun angkutan massal, yakni trem sekitar Rp2,4 triliun. Namun, pihaknya akan mengevaluasi agar pembiayaannya tak sebesar itu. "Mungkin deponya kita kurangi," katanya.
Direktur Lalu lintas dan Angkutan Kereta Kementrian Perhubungan, Zulfikri menegaskan jika pembangunan AMC menunggu peraturan presiden (perpres). Dirinya tak mengetahui penyebab lamanya turunnya prepres.
"Kami dari sisi teknis, tapi semua dokumen termasuk DED (detail Engenering Design) sudah siap," katanya.
Menanggapi bantuan dari Pemerintah Jerman yang nilainya mencapai 100 juta dollar, Zulfikri menyatakan bahwa anggaran tersebut untuk mendukung pengadaan angutan massal untuk kawasan regional. (*)