Sumenep (Antara Jatim) - Menteri Pemuda dan Olahraga RI Imam Nahrawi meminta para santri menunjukkan kemampuannya untuk meraih prestasi hebat di segala bidang.
"Jangan malu jadi santri. Tunjukkan santri itu hebat dan bisa meraih prestasi hingga di luar pondok pesantren (ponpes)," katanya di Sumenep, Jawa Timur, Selasa.
Pada Selasa siang, Imam berada di Sumenep untuk membuka Lomba Kepramukaan Penggalang dan Penegak 2016 Tingkat Nasional dalam Rangka Kesyukuran ke-64 Ponpes Al-Amien Prenduan.
"Peraih satu-satunya medali emas bagi Indonesia dalam Olimpiade 2016 di Brazil adalah Tontowi Ahmad. Sebelum jadi atlet bulu tangkis nasional, Tontowi itu 'mondok' di salah satu pesantren di Jawa Timur," ujarnya.
Artinya, kata dia, santri pun bisa memiliki kemampuan di luar bidang agama dan berprestasi hingga tingkat internasional.
"Santri jangan sampai kalah dengan elemen pemuda lainnya untuk berprestasi. Kami di Kemenpora senantiasa mendorong santri dan elemen pemuda lainnya mampu menjadi generasi penerus bangsa yang bisa mengharumkan nama bangsa dan negara," ucapnya, menambahkan.
Ketika memberikan sambutan untuk membuka Lomba Kepramukaan Penggalang dan Penegak 2016 Tingkat Nasional dalam Rangka Kesyukuran ke-64 Ponpes Al-Amien Prenduan, Imam sempat meminta peserta yang hafal Dasa Darma Pramuka maju ke panggung.
Saat itu, utusan dari salah satu ponpes di Probolinggo, Fariz Rahman Hakim mengacungkan jari dan langsung dipanggil Imam naik ke panggung.
Imam menjelaskan, pihaknya sengaja meminta peserta Lomba Kepramukaan Penggalang dan Penegak 2016 Tingkat Nasional yang hafal Dasa Darma Pramuka naik ke panggung untuk mengetes keberanian peserta.
"Pramuka, santri, dan elemen pemuda lainnya harus siap dipanggil kapan saja untuk mengemban tugas kemasyarakatan. Kami optimistis Indonesia akan lebih hebat pada masa mendatang ketika kaum mudanya siap berbakti dan mengemban tugas kemasyarakatan," katanya.
Lomba Kepramukaan Penggalang dan Penegak 2016 Tingkat Nasional dalam Rangka Kesyukuran ke-64 Ponpes Al-Amien Prenduan yang akan berlangsung hingga Kamis (27/10) itu diikuti oleh 35 sanggar penegak dan 25 regu penggalang dari berbagai daerah di Indonesia. (*)