Probolinggo (Antara Jatim) - Data Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur mencatat angka kematian bayi (AKB) sejak Januari hingga September 2016 tercatat sebanyak 145 kasus dan angka kematian ibu (AKI) sebanyak 15 kasus.
"Untuk tahun 2016 hingga September tercatat jumlah AKI mencapai 15 kasus dan AKB mencapai 145 kasus," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo dr. Shodiq Tjahjono di Probolinggo, Jumat.
Menurutnya, AKI pada tahun 2014 sebesar 130,51 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH) dan AKB sebesar 12,50 per 1.000 KH, sedangkan tahun 2015 tercatat AKI sebesar 140,62 per 100.000 KH dan AKB sebesar 13,09 per 1.000 KH.
"AKB dan AKI cenderung naik, sehingga Dinkes menggelar beberapa kegiatan dengan melibatkan dokter puskesmas dan bidan untuk mendorong komitmen menurunkan AKI dan AKB tersebut di Kabupaten Probolinggo," tuturnya.
Ia mengatakan faktor yang berkontribusi terhadap kematian ibu secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi penyebab langsung dan penyebab tidak langsung yakni penyebab langsung kematian ibu adalah faktor yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas seperti perdarahan, pre eklampsia/eklamsia, infeksi, persalinan macet dan abortus.
"Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu karena faktor-faktor yang memperberat keadaan ibu hamil seperti kesulitan proses penanganan kedaruratan kehamilan, persalinan dan nifas yang terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, serta terlambat penanganan kegawatdaruratan," katanya.
Faktor lain, lanjut dia, penyakit menular seperti HIV-AIDS dan TBC, serta penyakit yang tidak menular seperti hipertensi dan jantung.
"Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka pelayanan antenatal perlu dilaksanakan secara komprehensif dan terpadu, mencakup upaya promotif, preventif sekaligus kuratif dan rehabilitatif meliputi pelayanan kesehatan ibu dan anak, gizi, serta pengendalian penyakit menular," ujarnya.
Sementara Kasi Kesehatan Ibu, Bayi dan Reproduksi Dinkes Probolinggo Sutilah mengatakan Dinkes sudah melakukan kegiatan untuk menekan AKI dan AKB dengan melakukan pertemuan Dinkes bersama RSUD Waluyo Jati, IDI, IBI, kepala puskesmas, dokter puskesmas, serta bidan koordinator puskesmas dari Besuk, Lumbang, Wangkal, Krejengan, Banyuanyar, Maron dan Gending.
"Kegiatan itu bertujuan untuk menurunkan jumlah kematian ibu dan bayi di Kabupaten Probolinggo dan mengingat kompleksnya penyebab kematian ibu, maka diperlukan kerja sama dari semua pihak, serta turut berperan aktif memberikan kontribusi positif," katanya.(*)