Magetan (Antara Jatim) - Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Wakil KSAU) Marsdya TNI Hadiyan Sumintaatmadja menutup kegiatan kursus instruktur penerbang tempur atau "Fighter Weapon Instructor Course" (FWIC) tahun 2016 di Lanud Iswahjudi Magetan, Jawa Timur, Jumat.
Penutupan FWIC dilakukan dengan penyematan lambang dan penyerahan sertifikat kepada sembilan peserta yang telah dinyatakan lulus mengikuti kegiatan FWIC dengan hasil baik.
"Fighter Weapon Instructor Course penting dilakukan di jajaran TNI AU. Hal itu untuk mencetak penerbang tempur yang berkualitas," ujar Marsdya TNI Hadiyan di Magetan kepada wartawan.
Adapun, FWIC 2016 merupakan kursus instruktur penerbang tempur yang pertama kali dilakukan di Lanud Iswahjudi Magetan. FWIC tersebut diikuti oleh sembilan peserta, yakni lima penerbang dan empat perwira Korps Lek dari Pusat Pendidikan Pertahanan Udara Nasional (Pusdik Hanudnas).
Kesembilan peserta FWIC tersebut adalah, Mayor Pnb Luluk Teguh Prabowo (Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi Magetan), Mayor Pnb Leonard Dumatubun (Skadron Udara 1 Lanud Supadio Pontianak), Mayor Pnb Putut Hanggoro (Skadron Udara 12 Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru), Mayor Pnb Pandu Eka Prayoga (Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi Magetan), dan Kapten Pnb Anwar Sovie (Skadron 16 Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru).
Kemudian dari unsur Korps Lek Pusdik Hanudnas, antara lain, Mayor Lek Helmi, Mayor Lek Ridar, Mayor Lek Raf, dan Kapten Lek Agung.
"Mereka masing-masing telah mengikuti FWIC selama empat bulan sejak Juni lalu hingga September. Serta dilatih oleh instruktur dari "International Tes Pilot School" (ITPS) Canada," terangnya.
Ia menjelaskan, FWIC juga merupakan sarana peningkatan sumber daya manusia bagi penerbang tempur Indonesia. Dimana terdapat sejumlah tahapan yang harus dilalui bagi seorang penerbang tempur.
"Mulai dari basic, advantage, kemudian menjadi instruktur yang salah satunya adalah "weapon instructor". Mereka harus menjalani dua fase pembelajaran, yakni fase di bawah (academy training) dan fase terbang (flight training)," terang dia.
Sejauh ini, TNI AU sudah memiliki sebanyak 20 instruktur penerbang tempur yang telah memiliki kualifikasi dan lulus FWIC.
"Sebelum ini, FWIC terakhir dilakukan pada sekitar tahun 2002 yang pelaksanaannya melibatkan pelatih instrusktur dari Negara Singapura. Terbatasnya jumlah peserta dan lulusan, hal itu karena terkendala kemampuan berbahasa Inggris dan teknik penerbangan," tambahnya.
Ia berharap para instruktur penerbang tempur yang baru menyelesaikan FWIC 2016 tersebut dapat membagikan ilmunya di bidang persenjataan udara, taktik pertempuran udara, dan hal lainnya yang berkaitan dengan sistem senjata udara kepada para penerbang tempur yang ada.
Selain Wakasau, penutupan FWIC di Lanud Iswahjudi Magetan juga dihadiri para perwira tinggi di jajaran TNI AU dan lanud setempat. (*)