Jombang, (Antara Jatim) - Dalam satu bulan terakhir ini tercatat sekitar empat puluh lima pasien demam berdarah menjalani perawatan di RSUD Kabupaten Jombang, akibat anomali cuaca atau cuaca tidak menentu yang terjadi saat ini dan dipekirakan puncak wabah penyakit demam berdarah terjadi pada bulan Oktober mendatang.
Direktur RSUD Jombang, dr Pudji Umbaran menjelaskan bahwa grafik tren penyakit demam berdarah tidak hanya ada pada bulan tertentu seperti awal musim penghujan sampai bulan Maret baru terjadi penurunan namun, untuk saat ini ada disetiap musim jadi setiap bulan kunjungan pasien demam berdarah di rumah sakit setempat maju tapi trennya masih relatif setabil sekitar empat puluh lima yang dirawat setiap bulannya.
"Pada masa lalu demam berdarah terjadi hanya pada musim-musim tertentu terutama pada awal musim penghujan sampai bulan Maret ada penurunan, namun untuk saat ini ada pada tiap bulan dan tren yang kita lihat kujungan pasien demam berdarah di rumah sakit ini masih relatif masih setabil tercacat bulan Agustus lalu ada sekitar 45-49 pasien," kata Pudji pada Antara Jatim di RSUD Jombang, Rabu.
Ia menambahkan agar masyarakat tetap waspada sejak dini karena saat ini sudah masuk bulan September berdasarkan grafik yang ada pada bulan Oktober sudah ada peningkatan penyakit demam berdarah dan dia berharap agar hal itu tidak terjadi di Kabupaten Jombang hal itu bisa dicegah dengan meningkatkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), tidak boleh dilupakan dengan cara 3-M yaitu dengan cara menutup, menguras dan mengubur bagi masyarakat luas harus tetap dijalankan dengan baik ditambah dengan mengoleskan minyak anti nyamuk.
"Menurut grafik biasanya bulan Oktober itu sudah mulai terjadi peningkatan kasus demam berdarah, harapan kita masyarakat luas mulai melakukan 3-M sejak dini agar tidak terjadi peningkatan kasus tersebut, ditambah lagi dengan mengoleskan minyak anti nyamuk seperti minyak sirih untuk mencegah anak-anak yang sedang sekolah tidak digigit nyamuk," tambahnya.
Sementara itu, berdasarkan data kasus DBD terjadi hampir 70 persen pada anak-anak usia dibawah 14 tahun sedangkan usia diatas 14 tahun sekitar 25 persen, jadi orag tua harus waspadah pada anak-anak yang sedang sekolah yang mengenakan pakaian relatif terbuka seperti siswa SD dan SMP yang mengenakan celana pendek harus diberikan minyak oles anti nyamuk supaya tidak digigit nyamuk. (*)