Sumenep (Antara Jatim) - Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep, Jawa Timur menyatakan warga di tujuh kecamatan di kabupaten tersebut bebas buta aksara.
"Kami memiliki data penyandang buta aksara dari hasil Sensus Penduduk 2010 yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS). Saat ini, warga di tujuh kecamatan yang sebelumnya buta aksara berdasar data dari BPS itu sudah melek aksara," kata Kabid Pendidikan Luar Sekolah Disdik Sumenep, Misbahul Munir di Sumenep, Kamis.
Sesuai hasil Sensus Penduduk 2010 yang dilakukan BPS, jumlah warga Sumenep yang menyandang status buta aksara sebanyak 134.540 orang di 27 kecamatan.
Penyandang buta aksara di tujuh kecamatan yang diklaim telah melek aksara oleh Disdik Sumenep itu adalah di Kecamatan Kota, Batuan, Saronggi, Kalianget, Manding, Bluto, dan Ganding.
Namun, bisa saja masih ada warga di tujuh kecamatan tersebut yang buta aksara, karena sebelumnya tidak tercatat dalam Sensus Penduduk 2010 dan selanjutnya tidak terjaring program keaksaraan fungsional yang dilakukan Disdik Sumenep.
"Bebas buta aksara di tujuh kecamatan itu berbasis data Sensus Penduduk 2010. Artinya, mereka yang sebelumnya buta aksara berdasar Hasil Sensus Penduduk 2010 yang saat ini sudah melek aksara," kata Munir, menegaskan.
Ia menjelaskan, sejak 2011 hingga sekarang, pihaknya memang fokus menjaring penyandang buta aksara yang tercatat dalam hasil Sensus Penduduk 2010 untuk ikut program keaksaraan fungsional supaya melek aksara.
Secara reguler, Disdik Sumenep melibatkan 72 kelompok masyarakat atau pusat kegiatan belajar masyarakat untuk melaksanakan program keaksaraan fungsional.
"Harus ada prioritas sasaran program keaksaraan fungsional yang kami lakukan. Ratusan ribu penyandang buta aksara yang tercatat dalam hasil Sensus Penduduk 2010 itu yang menjadi prioritas kami," ujarnya.
Sejak 2011, Disdik Sumenep mengintensifkan program keaksaraan fungsional untuk menjaring ratusan ribu penyandang buta aksara berdasar hasil Sensus Penduduk 2010 supaya melek aksara.
Hasilnya sebagaimana data di Disdik Sumenep, realisasi program keaksaraan fungsional sejak 2011 hingga 2015 menjaring sekitar 76.690 warga menjadi melek aksara.
Sementara sekitar 57.850 warga setempat masih buta aksara, karena belum terjaring program keaksaraan fungsional.
Pada tahun ini, Disdik Sumenep menargetkan sekitar 7 ribu warga terjaring program keaksaraan fungsional supaya mereka melek aksara. (*)