Matahari terbit lazimnya sudah biasa terjadi setiap harinya usai malam berganti dengan pagi. Namun, pada titik lokasi tertentu menikmati matahari terbit atau "sunrise" menjadi pengalaman yang luar biasa.
Tentu saja harus bangun lebih awal daripada bangunnya matahari sendiri. Agar kilau cahaya jingga yang memancar menembus embun dan awan dapat dinikmati setiap detiknya sembari menyibak udara dingin.
Gunung Bromo (2392 mdpl), menurut berbagai sumber forum dan blog wisatawan mancanegara sering dimasukkan dalam ketegori salah satu tempat melihat sunrise terbaik di dunia.
Namun, para wisatawan juga harus memahami tempat-tempat terbaik di daerah Bromo dalam menanti fajar, agar tidak sia-sia dan mendapatkan pengalaman terbaik di tempat terbaik pula.
Penanjakan 2
"Di sini tempatnya cenderung lebih bagus mas untuk melihat matahari, karena tidak terhalang oleh pohon tinggi dan menara komunikasi yang ada di Penanjakkan 1," ucap Bu Anang, salah satu penjual kopi di daerah Penanjakan 2 atau disebut "Seruni Point".
Tetapi untuk dapat menuju ke lokasi Seruni Point, pengunjung harus melawati jalur Probolinggo, Jawa Timur, tidak melalui Malang, hanya saja jalurnya sedikit lebih terjal jika menggunakan kendaraan mobil pribadi.
"Penanjakkan 2 kurang begitu ramai karena memang jalannya agak susah, kemudian juga dulu sempat ditutup lama sebab sering longsor, baru awal-awal tahun ini dibuka kembali," ungkap Bu Anang.
Di titik Seruni Point ini, wisatawan akan disuguhkan panorama gagahnya Gunung Bromo, Gunung Batok, Gunung Kursi serta Gunung Semeru, karena terletak dalam satu arah pandang horizon.
Sembari menanti fajar, di lokasi juga disediakan juga penyewaan tenda dan perlengkapan berkemah lainnya, tinggal minta arahan saja kepada tukang-tukang parkir yang ada di sekitar Seruni Point.
Udara pada malam hari cukup dingin, menurut warga sekitar, bulan Agustus atau tengah tahun merupakan titik terdingin daerah Bromo, bisa mencapai sembilan derajat celcius.
Pengunjung harus sedikit mendaki dari tempat parkir Seruni Point, sekitar 500 meter ke atas lagi dengan berjalan kaki dari batas akhir tempat parkir, guna mendapatkan titik pandang terbaik menyongsong fajar.
Akan ada pemandangan tambahan ketika berjalan kaki sepanjang Seruni Point, yaitu bunga-bunga warna-warni yang bermekaran disepanjang mulut tebing. Pemandangan ini dapat dinikmati ketika matahari mulai menyinari lokasi penanjakkan 2.
Penanjakkan 1
Lokasi titik pandang Penanjakkan 1 merupakan, tempat yang paling sering dikunjungi, karena mudah dijangkau dari Kota Malang, serta akses jalannya mudah ditempuh bagi kendaraan pribadi.
Di atas ketinggian 2.770 meter di atas permukaan laut, pengunjung akan disuguhkan lukisan alam dari Gunung Semeru, Bromo, Gunung Batok dan Gunung Kursi.
Perbedaan dari Penanjakkan 2 adalah lokasi arah pandang yang melihat Bromo dari sisi sebelah barat, sehingga sedikit luas jangkauan panoramanya dalam menyongsong matahari terbit.
Pada lokasi ini, jika keadaan sedang dingin maka beberapa saat setelah matahari terbit, dapat menyaksikan kawasan kawah Bromo dan sekitar lautan pasir akan tertutup oleh kabut dingin yang tebal. Layaknya mangkuk cekung yang diisi oleh biang es serta uap air dinginnya meluber ke segala penjuru arah.
Menuju ke Penanjakkan 1 akses termudah adalah melalui Malang atau Pasuruan, namun tetap saja nanti harus berganti dengan menggunakan Jeep 4WD ketika tiba di kawasan wisata, selain sudah aturan dari dinas setempat, aksesnya memang susah jika dilalui dengan mobil pribadi.
Puncak B29
Terletak di Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang terdapat suatu "Negeri di Atas Awan", dan itu semua benar bukan hanya dongeng.
Di tengah jalan pandangan sangat terbatas tertutup kabut, di B29 semuanya cerah dan sejuk jika berangkat ketika ada sinar matahari. Ternyata yang menutupi pandangan selama perjalanan adalah awan, dan ketika sudah menembus batas awan maka pemandangan akan cerah dan indah.
ejarah nama B29 karena lokasi tersebut terletak pada ketinggian 2.900 mdpl (2.900 meter di atas permukaan laut), serta masih menjadi bagian dari Gunung Bromo.
B29 lebih tinggi dari Gunung Bromo, karena Bromo berada di ketinggian 2.392 mdpl. Hamparan teras Bromo terlihat jelas dari atas B29.
Alasan disebut "Negeri di Atas Awan" oleh para wisatawan adalah sejauh mata memandang di segala penjuru mata angin, terdapat karpet kapas di bawah bukit yang bergelombang memutus batasan pandangan antara daratan pegunungan dengan birunya angkasa.
Di B29, awan Cumulonimbus berada hampir sejajar dengan titik pandang pengunjung. Bahkan lebih sering di bawahnya karena geografis Bromo yang dikepung bukit-bukit tinggi dan awan Cumulonimbus berada di antara ketinggian antara 2.000 hingga 16.000 mdpl.
Tetapi untuk menuju ke lokasi B29 pengunjung harus menaiki ojek, karena jalan terjal sempit dan tidak bisa dilalui mobil ataupun Jeep. Sedikit mendaki ke atas kan sampai pada puncaknya yaitu B30.
Puncak B30
Setelah menempuh lagi perjalanan sekitar 15 menit, sampailah pada Bukit Tersembunyi yang disebut B30.
Karena posisinya lebih tinggi dari B29, panorama pemandangan lebih jelas. Dari titik ini dapat terlihat dengan mata telanjang gunung-gunung gagah tinggi menjulang menembus awan.
Gunung Bromo akan terlihat di sebelah barat kaki bukit, lengkap dengan hamparan "Segoro Pasir" nya, selain itu jejak jalan yang terbentuk, terlihat seperti urat-urat nadi yang mengelilingi kawah Bromo dengan memusat pada porosnya.
Sementara Gunung Lemongan terlihat di sisi utara lepas pandang, dengan ujungnya tampak merembet mengintip di celah awan.
Selain itu, nampak juga Gunung Argopuro dan Ijen di sebelah Timur B30.
Primadona dari pemandangan ini, selain Lukisan Alam Gunung Bromo adalah Mahameru, puncak Gunung Semeru yang sesekali masih memperlihatkan batuk asapnya dari kejauhan.
Di sisi sebelah Tenggara, Mahameru menjulang menembus awan memenuhi titik fokus mata, karena selain puncaknya, hanya awan yang terlihat membentang di leher Mahameru.
Matahari terbit ataupun matahari terbenam akan jelas dilihat dari titik ini, karena lokasinya yang sangat tinggi di antara titik pandang lainnya.(*)