Malang, (Antara Jatim) - Warga Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur membentuk "Masyarakat Tanggap Bencana" untuk mengantisipasi adanya bencana kelud yang pernah melanda kawasan tersebut pada tahun 2014.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Joni Samsul Hadi, di Malang, Senin mengatakan pembentukan ini untuk mengantisipasi kejadian serupa terjadi di wilayah tersebut.
Ia mengatakan, pembentukan juga didorong oleh pihak swasta yakni PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) melalui payung program Sampoerna untuk Indonesia yang bekerja sama dengan Mitra Produksi Sigaret, dan KUD Sumber Makmur Ngantang Malang.
"Dalam pembentukan ini, masyarakat dilatih manajemen tanggap darurat bencana, dan langkah-langkah antisipatif yang efektif penanggulangan bencana, serta pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)," katanya.
Sementara itu Head of Stakeholders Regional Relations and CSR Sampoerna, Henny Susanto mengatakan, pihaknya selalu berkomitmen untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat, yang merupakan salah satu pemangku kepentingan perusahaan.
"Di Sampoerna kami percaya untuk tidak hanya menjalankan bisnis dengan baik, tetapi juga untuk berperan aktif dan memberikan kontribusi positif kepada seluruh pemangku kepentingan kami," katanya.
Henny juga mengatakan, dorongan pembentukan juga terkait dengan HUT ke-103 Sampoerna yang telah tumbuh dan berkembang bersama masyarakat Indonesia selama 103 tahun.
"Kami selalu berkomitmen dan konsisten turut mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Budaya dan kearifan lokal yang senantiasa dijunjung oleh Sampoerna," tuturnya.
Ia berharap dengan pembentukan ini, masyarakat Ngantang lebih siap menghadapi bencana letusan Gunung Kelud, sebab dengan pembentukan ini masyarakat memiliki tiga kelompok tugas, yakni evakuasi warga, P3K, serta bantuan umum yang meliputi penyediaan fasilitas sosial dan fasilitas umum.
"Sebagai tahap awal, organisasi akan memiliki pos tanggap darurat bencana yang dibangun oleh Sampoerna di atas lahan seluas 16 meter persegi. Pos ini akan dilengkapi peralatan dasar penanggulangan bencana, alat komunikasi, dan lainnya," katanya.(*)