Surabaya (Antara Jatim) - Kementerian Perindustrian RI memproteksi penggunaan baja produksi luar negeri untuk mengurangi angka impor sekaligus memaksimalkan produksi dalam negeri dan peningkatan jumlah tenaga kerja.
"Sudah menjadi tugas pemerintah memaksimalkan produk dalam negeri untuk mengurangi impor, terutama di sektor baja," ujar Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan, di sela acara Optimalisasi Penggunaan Profuk-Produk Dalam Negeri Baja Lapis Aluminium-Seng di Surabaya, Rabu.
Menurut dia, meski saat ini memasuki era globalisasi dan produk luar negeri membanjiri, namun bukan berarti bisa masuk, kemudian bebas tanpa ada proteksi dari pemerintah.
Sejumlah upaya yang dilakukan antara lain, pengawasan secara ketat dan berkala, penyesuaian hingga penaikan tarif agar lebih kompetitif dan adil, hingga kebijakan berupa perlindungan terhadap pelaku industri dalam negeri.
Produk-produk yang diimpor, kata dia, biasanya berdasarkan keterbatasan volume dan sesuai kebutuhan, serta produk yang tidak bisa dibuat di dalam negeri seperti baja untuk mobil, baja bagian kawat gantung untuk jembatan dan lainnya.
"Tapi kalau baja sudah ada di Indonesia dan bisa dibuat sendiri maka tentu tidak akan impor, bahkan kualitasnya berstandar internasional. Khusus untuk baja mobil, diperkirakan dua tahun ke depan sudah bisa diproduksi dalam negeri," ucapnya.
Ia juga memastikan bahwa kualitas baja produksi dalam negeri telah berstandar internasional dan menjamin penggunaan baja impor tidak boleh mengganggu produksi dalam negeri.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Industri Baja Indonesia Dadang Danusiri merinci, kebutuhan baja per tahun di Indonesia mencapai 900 ribu ton, yang 60 persennya berasal dari produk dalam negeri, dan sisanya dari luar negeri.
Dengan adanya upaya proteksi lebih ketat dari pemerintah, pihaknya optimistis produk impor semakin berkurang hingga memasuki angka ideal, yakni 20-25 persen.
"Kami apresiasi upaya pemerintah memproteksi penggunaan produk luar negeri maupun pengurangan angka impor. Namun, kami tetap berharap untuk selalu memprioritaskan produk anak bangsa serta membuat kebijakan perlindungan terhadap pasar," kata Direktur Pemasaran PT Krakatau Steel (Persero) Tbk tersebut. (*)