Ngawi (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi, Jawa Timur, intensif melakukan pembinaan terhadap ribaun industri kecil menengah (IKM) yang ada di wilayahnya agar dapat berkembang dan bersaing menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Kepala Bidang Perindustrian, Dinas Koperasi, UKM, dan Perindustrian Kabupaten Ngawi, Sri Wiyanti mengatakan ada sekitar 3.800 IKM yang dibina oleh dinas terkait.
"Ribuan IKM tersebut berada tersebar di 19 kecamatan yang ada di Kabupaten Ngawi," ujar Sri Wiyanti kepada wartawan, Senin.
Adapun, ribuan IKM tersebut bergerak di berbagai bidang, mulai kerajinan makanan seperti keripik tempe, batik khas Ngawi, tunggak kayu jati, sabut kelapa, dan lain-lain.
Sri menjelaskan, pembinaan dilakukan sesuai dengan jenis usaha yang digeluti. Seperti pembinaan pada kerajinan batik misalnya, pelatihan diberikan mulai dari pemilihan bahan, desain, pemeliharaan kualitas, hingga magang ke daerah lain yang industri batiknya lebih maju.
Kegiatan magang tersebut dilakukan di beberapa daerah, seperti yang sudah dilakukan IKM batik Ngawi dalam melakukan studi banding ke Bangkalan, Tuban, Lamongan, dan Solo.
"Pembinaan dan pelatihan tersebut untuk meningkatkan daya saing dalam menghadapi era MEA yang banyak serbuan produk dari luar negeri," katanya.
Sri Wiyanti menambahkan, selain pelatihan dan pembinaan, Dinas Koperasi, UKM, dan Perindustrian juga rajin mengajak pengelola IKM untuk mengikuti pameran di sejumlah kota, baik tingkat regional maupun nasional.
Selain, memperlancar akses marketing, pameran juga merupakan ajang promosi untuk mengenalkan produk dan kerajinan unggulan khas Kabupaten Ngawi.
Sehingga, tidak hanya produk kerajinannya saja yang dikenal, namun juga nama Kabupaten Ngawi ikut terangkat dan dikenal masyarakat umum.
Pemkab setempat akan terus melakukan pembinaan terhadap ribuan IKM tersebut, sebab IKM dan UMKM yang maju dan berkembang dinilai mampu meningkatkan perekonomian daerah dan mengatasi masalah sosial setempat. Baik, kemiskinan, pengangguran, dan lainnya. (*)