Madiun (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Madiun mewaspadai kemungkinan terjadinya bencana banjir dan angin kencang di wilayah setempat akibat kemarau basah imbas dari anomali cuaca.
"Anomali cuaca tersebut terjadi karena fenomena badai La Nina yang merupakan dampak dari badai El Nino pada tahun lalu. Kondisi ini berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klas II Karangploso, Malang, dalam rilisnya di website resminya," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kota Madiun Suwarno, kepada wartawan, Kamis.
Menurut dia, seharusnya saat ini sudah memasuki musim kemarau. Namun, karena fenomena La Nina, terjadi perubahan iklim, sehingga hujan masih sering mengguyur. Hal itu, karena dipengaruhi suhu permukaan air laut di selatan Pulau Jawa dan Nusa Tenggara yang berubah menjadi hangat.
"Akibat fenomena La Nina tersebut, hujan diprediksi masih sering terjadi hingga bulan Oktober atau dua bulan mendatang, sehingga potensi banjir dan angin kencang masih terjadi," kata dia.
Guna menghadapi hal tersebut pihaknya telah menyiagakan 45 personelnya untuk ketanggapdaruratan. Pihaknya juga berkoordinasi dengan SKPD terkait untuk penanggulangan jika bencana terjadi.
"Kami juga melayangkan surat ketanggapdaruratan ke kecamatan untuk diteruskan ke 27 kelurahan yang ada di Kota Madiun," kata dia.
Ia menambahkan, fenomena La Nina membawa dampak positif dan negatif. Dampak positifnya antara lain luas lahan tanam pertanian dan produksi padi meningkat karena hujan terjadi hampir sepanjang tahun. Selain itu, meningkatnya tangkapan ikan tuna.
Sedangkan dampak negatifnya, dimungkinkan muncul serangan hama, terutama pada tanaman di tanah lembab. Gelombang laut juga masih cukup ekstrem, mencapai tiga meter, khususnya di laut selatan.
Selain itu, angin kencang dengan kecepatan sampai 40 knot kilometer per jam juga rawan terjadi. Padahal, normalnya hanya 10-20 knot kilometer per jam.
"Warga diminta untuk waspada, jika hujan deras dan angin kencang terjadi. Terlebih di kelurahan yang rawan banjir," tuturnya.
Adapun, kelurahan yang rawan banir di Kota Madiun, di antaranya Keluarahn Rejomulyo, Tawangrejo, Kelun, dan Pilangbango. (*)