Magetan (ANTARA) - Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan, Jawa Timur meminta warga mengantisipasi dampak anomali cuaca yang membuat beberapa wilayah setempat masih mengalami hujan deras disertai angin kencang meski telah memasuki musim kemarau.
"Berkaitan pemantauan perubahan cuaca di Kabupaten Magetan, acuan kami adalah BMKG. Prakiraan cuaca bulan kemarin curah hujannya rendah. Pada perkembangannya, sesuai informasi dari BMKG, prakiraan minggu ini potensi hujan cukup tinggi. Kemungkinan hujan akan terjadi pada sore hingga malam hari," ujar Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Magetan Eka Wahyudi di Magetan, Rabu.
Ia menjelaskan, dampak anomali cuaca tak hanya berpotensi meningkatkan bencana alam tapi juga mempengaruhi sektor kehidupan masyarakat lainnya.
"Dampak dari perubahan musim bisa meningkatkan potensi bencana alam, selain itu juga bisa mempengaruhi sektor kehidupan lainnya mulai dari pertanian, ekonomi, dan kesehatan," kata dia.
Sesuai data, dampak dari hujan dan angin kencang di Magetan dalam beberapa hari terakhir tercatat ada dua kejadian pohon tumbang dan meluapnya genangan air di Jalan Sukowati Kota Magetan.
Masyarakat yang berdomisili di wilayah rawan bencana tanah longsor juga diminta untuk lebih waspada, karena intensitas hujan yang tinggi dan berpotensi menyebabkan longsor.
Wilayah Kecamatan Poncol, Panekan, Plaosan, Sidorejo, dan Parang yang ada di lereng Gunung Lawu, termasuk daerah rawan tanah longsor.
Sesuai pemetaan BPBD setempat, secara umum wilayah Kabupaten Magetan rawan terjadi bencana karena berada di lereng Gunung Lawu dan DAS Bengawan Solo. Bencana alam yang mengancam adalah tanah longsor, banjir bandang, angin puting beliung, serta banjir.
"Warga diimbau mewaspadai dampak mundurnya musim kemarau ini dan potensi hujan disertai angin kencang yang masih terjadi hingga Juli nanti," katanya.
BPBD Magetan minta warga waspadai dampak anomali cuaca saat kemarau
Rabu, 15 Juni 2022 21:23 WIB