Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengimbau masyarakat di wilayahnya tetap tenang dan tidak panik saat melaksanakan Shalat Idul Fitri 1437 Hijriah pascabom Solo.
"Masyarakat Jatim harus tetap khusyuk dan melaksanakan ibadah seperti biasanya," ujar Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf ketika dikonfirmasi di Surabaya, Selasa.
Pihaknya mengaku prihatin dengan terjadinya insiden bom di Markas Polresta Solo, Selasa pagi, dan menilainya ada yang ingin mengusik ketenangan umat Islam melaksanakan Hari Raya Idul Fitri.
Menurut dia, kejadian tersebut sangat bertentangan dengan nilai Islam yang dianut Bangsa Indonesia, dan hal seperti itu tidak akan mendapat simpati dari pihak manapun.
"Sangat tidak benar melakukan aksi teror dan membom bangsa sendiri. Islam di Indonesia tidak menganutnya," ucap Gus Ipul, sapaan akrabnya.
Pihaknya mengajak seluruh masyarakat mendukung aparat keamanan, baik TNI, Polri dan Tim Densus 88/Antiteror Mabes Polri untuk bekerja semaksimal mungkin menumpas segala hal yang berhubungan dengan terorisme.
Selain itu, orang nomor dua di Jatim tersebut mengimbau selalu waspada terhadap apapun, khususnya di sekitar lingkungan tempat tinggal.
"Kalau melihat ada orang asing mencurigakan dan tidak mau bergaul, tidak salah kita mencurigainya dan melaporkan kepada perangkat kampung serta aparat," katanya.
Sebelumnya, seorang pengendara sepeda motor memaksa masuk ke Markas Polresta Solo sehingga dikejar petugas Provost pada Selasa (5/7) sekitar pukul 07.30 WIB.
Anggota Provost itu mengejar pengendara sepeda motor yang berupaya menerobos penjagaan tersebut.
Namun, tepat di depan Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) terjadi ledakan yang berasal dari badan pengendara sepeda motor tersebut hingga mengenai wajah anggota Provost.
Seorang pelaku tewas di tempat, sedangkan anggota Provost yang diketahui bernama Brigadir Bambang Adi Cahyanto mengalami luka di mata sebelah kiri dan luka bakar di bagian tubuh, dan saat ini dirawat di salah satu rumah sakit di Solo. (*)