New York (Antara) - Donald Trump terus melancarkan serangan sengit terhadap Hillary Clinton, menyebutnya tidak layak mencalonkan diri menjadi presiden Amerika Serikat dan menjelek-jelekan rekam jejaknya dalam perdagangan, kebijakan luar negeri, hak asasi manusia, dan imigrasi.
Miliarder yang menjadi kandidat presiden dari Partai Republik itu menyebut dana kampanye 42 juta dolar AS (sekitar Rp556,9 miliar) Clinton sebagai "uang berdarah", mempertajam kritikannya terhadap bakal calon dari partai Demokrat itu setelah beberapa berita utama memicu spekulasi kampanye kontroversialnya gagal.
"Hillary Clinton mungkin orang paling korup yang ingin menjadi presiden," katanya dalam sebuah pidato di Trump SoHo, hotel bintang lima miliknya di Manhattan, yang disambut dengan teriakan "Trump, Trump, Trump" dari pendukungnya.
Dia mengatakan taruhan risiko besar dalam pemilihan umum November bisa lebih tinggi, menyebut dirinya sebagai pemikir inovatif yang bisa membereskam masalah dan melindungi para pemilih dari sistem ekonomi dan politik yang dimanipulasi oleh politikus karir, termasuk Clinton.
Trump menyebut Clinton sebagai "pembohong kelas dunia" yang telah "menyempurnakan politik untuk keuntungan pribadi dan pencuri" dan kurang layak menjadi perempuan panglima tertinggi pertama Amerika.
"Dia menjalankan Kementerian Luar Negeri seperti lindung nilai pribadi -- membantu rejim represif, dan banyak lagi, dengan imbalan uang tunai," katanya tentang Clinton saat dia menjadi diplomat tinggi Amerika.
Ia menuduh kebijakan luar negeri "memalukan" Clinton menyebabkan Amerika kehilangan "ribuan nyawa dan triliunan dolar" merujuk pada dukungannya terhadap invasi di Afghanistan dan Irak.
"Hanya dalam empat tahun, menteri Clinton berhasil mengacaukan stabilitas di seluruh Timur Tengah," tambah dia, menyebut kelompok ISIS menjadi ancaman akibat keputusan yang diambil Clinton.
Dalam hal ekonomi, Trump mengkritik dukungan Clinton pada perjanjian-perjanjian perdagangan, mengatakan perjanjian tersebut menyebabkan "kehancuran" bagi warga Amerika dan merugikan hampir sepertiga pekerja manufakturnya.
Defisit perdagangan Amerika dengan China melonjak 40 persen saat dia menjadi menteri luar negeri, Trump mengatakan: "Hillary Clinton memberi China jutaan pekerjaan dan sebagai gantinya Hillary Clinton menjadi kaya."
Trump mengklaim Clinton dan suaminya, mantan presiden Bill Clinton, menghasilkan 153 juta dolar AS dalam pidato untuk para pelobi, pemerintahan asing, dan para pemimpin eksekutif sejak 2001.
Seperti dilansir kantor berita AFP, ia juga mengklaim bahwa Clinton Foundation milik keluarganya telah mengambil jutaan dari negara-negara di Timur Tengah yang melanggar hak-hak perempuan dan komunitas LGBT. (*)