Madiun (Antara Jatim) - Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Madiun memprediksi penggunaan bahan bakar elpiji bersubsidi ukuran tabung 3 kilogram di wilayah setempat akan meningkat selama bulan puasa dan menjelang Lebaran tahun 2016.
"Diperkirakan, akan terjadi peningkatan permintaan sebesar 5 hingga 7 persen dibandingkan dengan hari biasa," ujar Ketua Hiswana Migas Madiun, Agus Wiyono, kepada wartawan, Selasa.
Menurut dia, peningkatan itu disebabkan karena tingginya permintaan bahan bakar tersebut selama momentum puasa dan lebaran. Meski meningkat pihaknya menjamin stok elpiji ukuran 3 kilogram di wilayah Madiun dan sekitarnya aman.
Hal itu seiring dengan pasokan yang cukup dari pihak PT Pertamina Rayon IV Madiun. Sesuai data, PT Pertamina Rayon IV Madiun akan memasok sebanyak 196.240 tabung elpiji ukuran 3 kilogram selama bulan Juni.
Jumlah tersebut masih ditambah dengan quota fakultatif atau alokasi tambahan dari PT Pertamina khusus wilayah Kota Madiun sebanyak 13.400 tabung.
"Alokasi tambahan tersebut bertujuan agar tidak terjadi kekurangan stok elpiji di masyarakat saat kebutuhan sedang tinggi. Sehingga masyarakat tidak sulit saat mencari elpiji dan yang terpenting harganya sesuai dengan HET," kata dia.
HET elpiji ukuran tabung 3 kilogram sesuai aturan yang ditetapkan Gubernur Jawa Timur adalah sebesar Rp16.000 di tingkat pangkalan. Sedangkan harga di tingkat pengecer sesuai pantauan Hiswana Migas berkisar antara Rp18.000 hingga Rp19.000 per tabung.
Ia menambahkan, pihaknya mengaku siap jika sewaktu-waktu pemerintah daerah menginginkan adanya operasi pasar guna mengantisipasi kenaikan harga akibat tingginya permintaan. Namun, pihaknya menjamin permintaan dan harga elpiji saat ini masih dalam batas wajar.
Agus juga meminta seluruh agen di wilayah kerja Hiswana Migas Madiun untuk memantau kondisi pangkalan elpijinya. Hal itu untuk mengantisipasi agar tidak terjadi pembelian dalam jumlah besar ataupun penimbunan.
"Pemantauan juga kami lakukan secara interen dengan melibatkan pihak terkait. Seperti kepolisian dan Pertamina," katanya. (*)