Madiun (Antara Jatim) - Badan Pusat Statisik (BPS) Kota Madiun, Jatim, melakukan penyisiran ulang pada para pelaku usaha dengan melibatkan petugas yang ditunjuk guna memaksimalkan cakupan sensus ekonomi (SE) yang sudah dilaksanakan 1-30 Mei lalu.
"Penyisiran ulang itu dilakukan pada tanggal 1-15 Juni dengan melibatkan petugas sensus yang telah dibentuk," ujar Kepala Badan Pusat Statistik Kota Madiun Firman Bastian kepada wartawan di Madiun, Jumat.
Menurut dia, penyisiran ulang tersebut bertujuan untuk mendata ulang para pelaku usaha yang terlewat, sehingga cakupan sensus ekonomi tahun 2016 di Kota Madiun semakin maksimal.
Adapun, pelaksanaan lapangan sensus ekonomi telah 100 persen dilaksanakan pada 1-30 Mei 2016. Sebanyak 397 petugas sensus atau pencacah dikerahkan BPS Kota Madiun dalam pelaksanaan sensus yang digelar setiap 10 tahun sekali tersebut.
"Mereka telah bekerja melakukan pendataan pada masyarakat di tiga kecamatan yang ada di Kota Madiun. Semua jenis usaha yang menghasilkan pendapatan telah disensus," kata dia.
Saat ini sedang dilakukan proses edit oleh petugas dari hasil pencacahan yang ada. Hasil edit tersebut nantinya akan digabung dengan hasil penyisiran ulang dan kemudian diserahkan ke Provinsi Jawa Timur untuk diolah.
Firman menambahkan, secara umum diperkirakan terjadi peningkatan pada jumlah usaha yang ada di Kota Madiun pada SE tahun 2016 dibandingkan dengan SE tahun 2006. Hanya saja, pihaknya belum dapat menyebutkan besaran peningkatan tersebut karena data masih diolah.
Sedangkan secara spesifik kategori, dimungkinkan terjadi penurunan karena jenis usaha tersebut mulai jarang dilakukan oleh warga Kota Madiun.
"Seperti kategori jasa angkutan abang becak, diprediksi akan menurun. Hal itu menyusul jumlah abang becak yang juga semakin jarang di Kota Madiun," terang Firman.
Sensus Ekonomi 2016 bertujuan untuk memberi gambaran lengkap tentang level dan struktur ekonomi, mengetahui karakteristik usaha di Indonesia, memperoleh informasi dasar yang mencakup semua sektor ekonomi, dan untuk mengetahui daya saing bisnis di Indonesia.
Adapun, Sensus Ekonomi pada tahun 2016 ini disebut sebagai sensus yang paling sulit dan kompleks, hal itu karena sensus mencakup banyak kategori perekonomian, namun diluar sektor pertanian. Di antaranya, kategori pertambangan, jasa keuangan, perdagangan, perindustrian, kostruksi, transportasi, dan lain-lain.
BPS Kota Madiun mencatat, jumlah usaha yang terdata dalam Sensus Ekonomi tahun 2006 mencapai sekitar 29.194 usaha. (*)