Surabaya (Antara Jatim) - Lima mahasiswa Queensland University of Technology (QUT) Australia yang
melakukan "Summer Program" selama 10 hari di Universitas Surabaya
(Ubaya) belajar budaya Indonesia yakni Tari Lilin.
Dosen QUT asal Indonesia yang mendampingi kelima mahasiswanya, Dr. Connie Susilawati, di Surabaya, Selasa, mengatakan kelima mahasiswanya tersebut mendapatkan beasiswa untuk mengikuti "Summer Program" dengan belajar kebudayaan Indonesia.
"Mereka belajar Tari Lilin dari Sumatera Barat. Belajar tarian asli Indonesia menjadi muatan penting dalam rangkaian Summer Program agar mereka mengenal budaya Indonesia," kata perempuan asli Surabaya itu.
Kelima mahasiswa tersebut yaitu, Massimo Regona, Nicholas Ziser, Mercedes Adams, Lewis Sears, dan Jordan Gentile. Sekitar empat jam, mereka diajari Tari Lilin oleh instruktur tari dari mahasiswa Ubaya.
"Tari Lilin dipilih untuk diajarkan ke mereka karena gerakannya mudah, sehingga bisa dengan cepat mereka menghafal setiap gerakan. Sempat terpikirkan mengajarkan Tarian Jawa, namun dinilai susah karena harus sesuai lekuk tubuh," paparnya.
Ia mengatakan mahasiswa QUT telah rutin tiap tahunnya belajar kebudayaan Indonesia dalam Program Summer. Tahun ini merupakan program yang ketiga kalinya.
Sementara itu, Ubaya Office Of International Affairs, Makmesser Lukas Rumbiak S SE, menuturkan selain belajar kebudayaan Indonesia dengan belajar menari, mereka juga akan belajar di bidang pengembangan properti dengan mengunjungi pusat properti dan wisata.
"Selama 10 hari mereka juga akan belajar di bidang pengembangan properti, perbedaan tata kelola di Indonesia dan Australia, mengunjungi beberapa pusat properti, hingga Wisata ke Gunung Bromo," paparnya.
Salah satu mahasiswa QUT, Mercedes Adams, mengaku terkesan dengan Tarian Lilin. Meskipun ketika latihan, lilin yang berada di piring sempat terjatuh.
"Baru pertama kali ke Indonesia dan sangat berkesan, apalagi ada ajakan wisata ke Gunung Bromo yang indah," tandas mahasiswa Jurusan Properti Ekonomi QUT. (*)
Dosen QUT asal Indonesia yang mendampingi kelima mahasiswanya, Dr. Connie Susilawati, di Surabaya, Selasa, mengatakan kelima mahasiswanya tersebut mendapatkan beasiswa untuk mengikuti "Summer Program" dengan belajar kebudayaan Indonesia.
"Mereka belajar Tari Lilin dari Sumatera Barat. Belajar tarian asli Indonesia menjadi muatan penting dalam rangkaian Summer Program agar mereka mengenal budaya Indonesia," kata perempuan asli Surabaya itu.
Kelima mahasiswa tersebut yaitu, Massimo Regona, Nicholas Ziser, Mercedes Adams, Lewis Sears, dan Jordan Gentile. Sekitar empat jam, mereka diajari Tari Lilin oleh instruktur tari dari mahasiswa Ubaya.
"Tari Lilin dipilih untuk diajarkan ke mereka karena gerakannya mudah, sehingga bisa dengan cepat mereka menghafal setiap gerakan. Sempat terpikirkan mengajarkan Tarian Jawa, namun dinilai susah karena harus sesuai lekuk tubuh," paparnya.
Ia mengatakan mahasiswa QUT telah rutin tiap tahunnya belajar kebudayaan Indonesia dalam Program Summer. Tahun ini merupakan program yang ketiga kalinya.
Sementara itu, Ubaya Office Of International Affairs, Makmesser Lukas Rumbiak S SE, menuturkan selain belajar kebudayaan Indonesia dengan belajar menari, mereka juga akan belajar di bidang pengembangan properti dengan mengunjungi pusat properti dan wisata.
"Selama 10 hari mereka juga akan belajar di bidang pengembangan properti, perbedaan tata kelola di Indonesia dan Australia, mengunjungi beberapa pusat properti, hingga Wisata ke Gunung Bromo," paparnya.
Salah satu mahasiswa QUT, Mercedes Adams, mengaku terkesan dengan Tarian Lilin. Meskipun ketika latihan, lilin yang berada di piring sempat terjatuh.
"Baru pertama kali ke Indonesia dan sangat berkesan, apalagi ada ajakan wisata ke Gunung Bromo yang indah," tandas mahasiswa Jurusan Properti Ekonomi QUT. (*)