Bojonegoro (Antara Jatim) - Ratusan mahasiswa Universitas Bojonegoro (Unigoro) di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis, demontrasi dengan tuntutan yang disampaikan dalam pernyataan sikap berisi penolakan paham komunis dengan berbagai bentuknya hidup di Tanah Air.
Koordinator pendemo dari dosen Unigoro Bojonegoro Didik Indra Wahyudi menjelaskan paham komunis/Marxisme-Lenisme yang dianut PKI dalam kehidupan politik di Indonesia telah terbukti menciptakan iklim yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa Indonesia yang berfalsafah Pancasila.
Dengan pertimbangan itu dalam pernyataan sikap ditegaskan bahwa menolak kebangkitan PKI di Indonesia dengan berbagai macam bentuk gerakannya.
Di dalam pernyataan sikap yang dibacakan pendemo juga disampaikan semua generasi muda di daerah setempat untuk meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi bahaya laten komunis.
Paham komunis, menurut pendemo, semakin hari terlihat tanda-tanda gerakannya sehingga harus disikapi secara tegas dengan pihak-pihak terkait sesuai ketentuan yang berlaku.
Kepada Pemerintah baik sipil maupun militer diminta melakukan tindakan tegas mengantisipasi bangkitnya komunis dengan langkah koordinatif bersama dengan komponen masyarakat.
"Untuk menghindari konflik horizontal anak bangsa maka kami menolak upaya pembongkaran kuburan massal yang di klaim oleh PKI," ucapnya.
"Kami "senapas" dengan saudara-saudara sekalian soal menentang paham komunis hidup kembali di Tanah Air," kata Anggota DPRD Dony Bayu Setiawan, yang menemui pendemo dalam orasinya.
Namun ia mengingatkan kepada para pendemo bahwa komunis tidak akan ada di muka bumi kalau tidak ada kemiskinan.
"Paham yang harus kita lawan tidak hanya komunis tapi juga kapitalis karena menghisap sumber daya alam kita," kata anggota DPRD lainnya Anam Warsito, menambahkan.
Ikut dalam demo itu sejumlah dosen Unigoro dari berbagai jurusan, termasuk Ketua Yayasan Suyitno Arief Januarso.
Selain itu, juga dari PD Muhammadiyah, Satkorcab Banser, PC Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, PD Tapak Suci Putra Muhammadiyah, Margaluyu 151, PD Nasi'atul Aisyiyah, PD Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Kwarda Hizbul Wathan dan FKPPI.
Usai menggelar demo di Gedung DPRD kemudian pendemo menggelar lagi aksi serupa di depan kantor pemerintah kabupaten (pemkab), dengan penjagaan ratusan petugas kepolisian resor (polres) setempat. (*)