Jember (Antara Jatim) - Puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di Kabupaten Jember, Jawa Timur mengelola limbah nonorganik dengan membentuk Bank Samber Pahala (Sampah) di wilayah setempat.
"Awalnya kami merasa prihatin dengan kondisi lingkungan kampus di Jember karena banyak limbah yang sebenarnya memiliki nilai ekonomis dibuang begitu saja, tanpa ada yang mau mengelolanya," kata salah seorang mahasiswa Jember, M. Masnif di Jember, Kamis.
Bersama dengan teman teman mahasiswa lainnya, Masnif membentuk komunitas pecinta lingkungan pada tahun 2015 yang ditindaklanjuti dengan membentuk Bank Sampah yang beranggotakan lebih dari 50 anggota yang terdiri mahasiswa, dosen, pengepul sampah dan perajin.
"Anggota komunitas Bank Sampah mencari, menerima dan mengelola limbah, mulai dari kertas HVS, koran bekas, gelas plastik, kardus, kaleng bekas, bungkus kopi sachet bekas hingga kain perca," tuturnya.
Setelah limbah tersebut terkumpul, lanjut dia, pihaknya membaginya menjadi dua kategori yakni limbah untuk dibuat kerajinan dan limbah yang dijual ke pengepul sampah.
"Untuk kerajinan, selain dibuat oleh mahasiswa, kita juga memberdayakan warga sekitar kampus dan kini sudah ada tujuh perajin yang kami berdayakan di wilayah kampus dan satu perajin di Desa Mrawan, Kecamatan Mayang," katanya menjelaskan.
Hasil kerajinan yang dibuat di antaranya gantungan kunci dengan harga jual Rp4.000 - Rp7.000 per buah, tempat pensil Rp10.000, lampu hias berkisar Rp20.000 - Rp 50.000, pigura foto Rp10.000 - Rp100.000, dan asbak Rp10.000 - Rp20.000.
Masnif mengatakan nasabah bank sampah tersebut memiliki dua pilihan atas pengiriman sampah kepada komunitas yakni pertama, kiriman limbah itu dicatat dan sengaja ditabung oleh nasabah. Sedangkan opsi kedua, yakni nasabah sengaja mendonaturkan atau menyumbangkan kiriman limbah itu untuk komunitas.
"Untuk yang mau menabung, kami sediakan buku tabungan. Nasabah bisa mengambil hasil penjualan mengirim limbah secara rutin selama tiga bulan, tapi mayoritas memilih untuk menjadi donatur Bank Sampah," ujarnya.
Ia berharap seluruh pihak di Jember bisa lebih peduli terhadap kondisi lingkungan, sehingga tidak hanya tertib terhadap cara membuang sampah, tetapi juga mengelola sampah untuk menjadi produk yang lebih memiliki nilai ekonomis tinggi.(*)