Madiun (Antara Jatim) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dolopo, di wilayah Dolopo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, merawat sebanyak 77 pasien penyakit demam berdarah (DB) selama bulan Januari hingga jelang akhir April 2016.
"Selama bulan Januari hingga tanggal 21 April 2016, kami sudah merawat 77 pasien demam berdarah. Dari jumlah tersebut mayoritas pasiennya adalah anak-anak," ujar dokter anak rumah sakit setempat, dr Tikto Wahyono, Sp. A, kepada wartawan, Minggu.
Pihaknya merinci, selama bulan Januari 2016 terdapat 29 pasien demam berdarah yang dirawat, bulan Februari sebanyak 21 pasien, Maret 19 pasien, dan hingga tanggal 21 April terdapat delapan pasien demam berdarah yang dirawat di rumah sakit setempat.
"Meski tren di bulan April menurun, namun masih dimungkinkan terjadi peningkatan kasus demam berdarah di cuaca ekstrem ini," kata dia.
Untuk itu, pihaknya meminta kepada orang tua untuk waspada jika anaknya tiba-tiba demam tinggi. Lebih baik segera dibawa ke puskesmas atau pelayanan kesehatan lainnya untuk mengetahui penyebab demam tersebut.
Mayoritas, pasien baru berobat setelah lebih dari tiga hari mengalami demam atau saat sudah parah. Bahkan suhu tubuh pasien ada yang telah mencapai 40 derajat celsius.
"Pada fase demam yang tinggi tindakan medis pertama yang diberikan adalah terapi pemulihan cairan yaitu dengan infus," ungkap dr Tikto.
Tikto menambahkan, anak-anak menjadi salah satu kelompok perisiko tinggi pasien demam berdarah. Itu karena kondisi sistem kekebalan tubuh anak yang belum sebaik orang dewasa.
Selain akan-anak, kaum perisiko tinggi demam berdarah lainnya adalah ibu hamil dan pasien dengan riwayat penyakit lain.
Untuk itu, ia mengimbau masyarakat rajin menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Di antaranya dengan melakukan pembasmian sarang nyamuk (PSN) dan cuci tangan dengan sabun di air yang mengalir.
Sebab, PSN dinilai lebih efektif untuk mencegah penyebaran penyakit demam berdarah. PSN dilakukan dengan 3 M, yakni menguras bak air kamar mandi, menutup tempat-tempat air, dan mengubur tempat-tempat air yang tidak dipergunakan. (*)