Tulungagung (Antara Jatim) - Air sumur warga di sekitar aliran Sungai Ngrowo, Kota Tulungagung, Jawa
Timur, dalam kurun lima tahun ke depan diprediksi sudah tidak layak
konsumsi karena dampak pencemaran air sungai yang sudah akut.
"Perubahan ekologi sungai selama satu dasawarsa terakhir telah
mempengaruhi kelayakan air resapan di sekitarnya," kata Direktur Pusat
Study Lingkungan Hidup (PPLH) Mangkubumi Muhammad Ichwan di Tulungagung,
Sabtu.
Ichwan secara khusus menyoroti masalah pencemaran lingkungan di
aliran Sungai Ngrowo yang membelah Kota Tulungagung, karena menurutnya
kondisi ekologi sungai sangat berpengaruh terhadap kualitas kesehatan
lingkungan sekitar.
"Sangat disayangkan sungai yang dulunya menjadi kawasan ekologi dan
dihuni banyak spesies ikan kini berubah menjadi seperti got besar,
kotor, bau dan sangat tidak sehat karena sarat bakteri e-coli," ujarnya.
Ia berharap pemerintah daerah segera melakukan langkah terobosan
untuk memperbaiki kondisi ekologi sungai yang dulu dibangun untuk
saluran pembuangan air banjir tersebut.
Selain dengan memperketat aturan dan mekanisme sanksi bagi kalangan
industri yang melakukan pembuangan air limbah tanpa melalui
prosedur/mekanisme IPAL (instalasi pembuangan air limbah) yang baik,
Ichwan juga mempersoalkan limbah rumah tangga yang semuanya dialirkan ke
sungai.
"Tata ruang dan saluran pembuangan air limbah rumah tangga harus
ditata ulang. Bisa saja dialirkan ke sungai, tapi harus dipastikan air
(sungai) mengalir. Ini sungai air tidak mengalir sementera limbah
menumpuk di tengah, akibatnya seperti got," ujarnya.
Selain penataan lingkungan, Ichwan juga mendesak pemerintah daerah
segera membuat perda yang konkret dalam mengatur pengelolaan sampah dan
limbah.
"Termasuk mekanisme sanksi yang jelas. Siapa melanggar harus
didenda atau dijatuhi sanksi tertentu, sementara yang berkontribusi
dalam peningkatan kualitas kesehatan lingkungan diberi `reward`
(hadiah/penghargaan)," kata Ichwan.
Dikonfirmasi terpisah, Bupati Sahri Mulyo mengatakan pemerintah
daerah sedang mengupayakan perbaikan pengelolaan Sungai Ngrowo untuk
menjadi kawasan wisata sungai yang berdampak ekonomi bagi masyarakat
sekitar.
"Kami melalui dinas pekerjaan umum sudah berkoordinasi dengan BBWS
(Balai Besar Wilayah Sungai) Brantas. Rencananya di Sungai Ngrowo akan
dibangun bendung gerak, dimana selain mengontrol aliran sungai fungsi
sebagai pengendali banjir bisa optimal," ujarnya.
Menurut Syahri, pengembangan kawasan wisata sungai serta rencana
pembangunan Bendung Gerak di aliran Kali Ngrowo secara langsung akan
berdampak terhadap normalisasi fungsi ekologi sungai dengan aneka
populasi yang ada di dalamnya. (*)
Pengamat: Air Resapan Sungai Tulungagung Tidak Layak Konsumsi
Sabtu, 23 April 2016 19:04 WIB
"Sangat disayangkan sungai yang dulunya menjadi kawasan ekologi dan dihuni banyak spesies ikan kini berubah menjadi seperti got besar, kotor, bau dan sangat tidak sehat karena banyak bakteri e-coli," ujarnya.