Probolinggo (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, membuka kembali objek wisata air terjun Madakaripura yang berada di Desa Negororejo, Kecamatan Lumbang yang sempat ditutup beberapa waktu lalu akibat insiden tenggelamnya seorang wisatawan.
"Air terjun Madakaripura yang sangat eksotis sudah dibuka kembali untuk wisatawan," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Probolinggo Anung Widiarto di Probolinggo, Rabu.
Objek wisata Air Terjun Madakaripura ditutup total sejak 7 Februari 2016 karena tewasnya seorang pelajar SMA asal Kota Surabaya yang tenggelam di lokasi dan alasan cuaca buruk di wilayah setempat, sehingga tidak ada aktifitas wisatawan selama dua bulan terakhir.
"Penutupan air terjun yang berada di Desa Negorejo juga karena cuaca buruk saat musim hujan yang menyebabkan debit air tinggi, bahkan material kerikil dan batu tebing terkadang ikut jatuh bersama hujan deras, sehingga membahayakan pengunjung," tuturnya.
Ia mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Perhutani Probolinggo terkait pengelolaan wisata air terjun Madakaripura karena lokasinya berada di lahan milik Perhutani Probolinggo.
"Dalam koordinasi itu, pengelolaan air terjun Madakaripura akan dikelola Pemkab Probolinggo dan Perhutani Probolinggo, sehingga kerja sama tersebut juga atas persetujuan Bupati Probolinggo Tantriana Sari," katanya.
Sementara salah seorang pengunjung, Hanifah mengaku terpesona dengan keindahan air terjun Madakaripura di Kabupaten Probolinggo, meskipun jalan menuju wisata tersebut cukup sulit dan melelahkan.
"Kami harus berhati-hati saat menuju ke air terjun Madakaripura karena berada di daerah perbukitan dan kanan-kiri terdapat jurang yang cukup dalam, namun kelelahan itu terbayar sudah saat melihat keindahan air terjun yang luar biasa," ucap wisatawan asal Surabaya itu.
Air terjun setinggi 200 meter yang berada di Kabupaten Probolinggo tersebut merupakan air terjun tertinggi di Pulau Jawa dan tertinggi kedua di Indonesia.
Air terjun Madakaripura berbentuk ceruk yang dikelilingi bukit-bukit yang meneteskan air pada seluruh bidang tebingnya seperti layaknya sedang turun hujan, bahkan di antaranya mengucur deras membentuk air terjun lagi.(*)