Probolinggo, Jawa Timur (ANTARA) - Ritual Mendak Tirta di Air Terjun Madakaripura menjadi prosesi penting dari rangkaian upacara adat menjelang pelaksanaan Yadnya Kasada di Pura Luhur Poten Gunung Bromo oleh masyarakat Tengger di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
"Ritual Mendak Tirta menjadi simbol permohonan restu kepada Sang Hyang Widhi Wasa agar seluruh rangkaian upacara Yadnya Kasada berjalan lancar dan diberkahi," kata Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Probolinggo Bambang Suprapto di kabupaten setempat, Senin.
Masyarakat Hindu Tengger di wilayah Kabupaten Probolinggo menggelar ritual Mendak Tirta di Air Terjun Madakaripura Desa Negororejo, Kecamatan Lumbang, Minggu (8/6).
Ratusan warga Tengger mengikuti ritual sakral itu dengan membawa sesaji berupa hasil bumi yang sebelumnya telah didoakan dan diletakkan di pelataran tempat suci di sekitar air terjun.
Ritual dipimpin oleh para Dukun Pandita Tengger dengan pembacaan mantra-mantra suci sebagai bentuk penghormatan kepada Sang Hyang Widhi Wasa.
Air Terjun Madakaripura dipilih bukan tanpa alasan. Tempat itu diyakini sebagai lokasi keramat yang menjadi tempat pertapaan Patih Gajah Mada, tokoh legendaris pemersatu nusantara yang juga dianggap leluhur spiritual masyarakat Tengger.
"Air yang diambil dari lokasi itu dipercaya memiliki energi spiritual tinggi yang menyucikan jiwa dan alam semesta.
Air yang diambil akan digunakan untuk menyucikan seluruh benda peribadatan di Pura Luhur Poten," tuturnya.
Ia menjelaskan air suci yang dikumpulkan berasal dari beberapa sumber utama, tidak hanya Air Terjun Madakaripura, namun juga di sumber mata air lainnya termasuk Goa Widodaren, Sumber Semanik, Meru Moyo di Kabupaten Lumajang, Sumber Pitu Kabupaten Malang dan Rondo Kuning di Ranupani Kabupaten Lumajang.
"Semua sumber itu dianggap suci dan berperan dalam menyempurnakan prosesi penyucian spiritual umat Hindu Tengger," katanya.
Menurut dia air dari berbagai sumber itu adalah simbol pemersatu elemen kehidupan. Ketika semuanya dikumpulkan menjadi satu, maka hal itu menunjukkan persatuan dalam kesucian dan doa bersama seluruh masyarakat Tengger.
Setelah prosesi di Madakaripura selesai, air suci dibawa secara khusus ke Pura Luhur Poten di tengah lautan pasir Gunung Bromo dan di sanalah puncak upacara Yadnya Kasada akan digelar, termasuk tradisi labuh sesaji ke dalam kawah Gunung Bromo sebagai bentuk pengabdian dan ucapan syukur kepada Sang Pencipta.
"Ritual Mendak Tirta tidak hanya menyimpan nilai religius yang dalam, tetapi juga menjadi daya tarik budaya yang terus dijaga oleh masyarakat adat Tengger. Prosesi ini menjadi bagian dari warisan budaya tak benda yang memperkaya tradisi spiritual di kawasan Gunung Bromo," ujarnya.