Magetan (Antara Jatim) - Keluarga anggota Pasukan Khas TNI Angkatan Udara, Kopral Dua Beni Piyandi, yang meninggal saat latihan terjun payung di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma Jakarta pada Kamis, di Desa Purwodadi, Kecamatan Barat, Magetan, Jatim, menyatakan sangat berduka.
Bahkan, istri korban, Nurul Khasanah, berulang kali pingsan karena tidak kuasa menahan duka atas kepergian suaminya tersebut.
"Keluarga besar sangat berduka cita atas kejadian itu. Bahkan hingga kini kami masih syok seakan tidak percaya," ujar Bibi korban, Kartiningsih, di rumah duka, kepada wartawan, Kamis.
Menurut dia, kabar kematian Kopda Beni diterima keluarga melalui adik korban, Redin Vega Wibowo, yang juga bertugas sebagai Paskhas TNI AU di Jakarta.
Yang membuat keluarga sangat terpukul, sebelum melakukan latihan terjun payung, Kopda Beni sempat menelepon keluarga di Magetan guna meminta restu agar latihan gladi resik dalam rangka menjelang peringatan hari ulang tahun TNI AU ke-70 pada Sabtu, 9 April 2016, dapat berjalan lancar.
"Dia sempat telepon ke rumah untuk meminta doa agar lathannya lancar. Keluarga benar-benar merasa kehilangan," kata dia.
Kartiningsih mengatakan, meski selama ini bertugas di Jakarta, anak pertama dari pasangan Hadi Suyitno dan Sulastri tersebut sering pulang ke kampung halamannya di Magetan. Setiap seminggu atau dua minggu sekali selalu disempatkan pulang.
Kini keluarga masih menunggu proses pemulangan jenazah Kopda Beni Piyandi dari Jakarta ke Magetan. Sesuai rencana, jenazah akan dipulangkan ke kampung halaman dengan pesawat terbang melalui Lanud Iswahyudi Magetan pada sore ini.
Seperti diketahui, dua anggota Pasukan Khas TNI Angkatan Udara meninggal dunia setelah jatuh saat melakukan aksi terjun payung di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis, 7 April 2016. Aksi terjun payung dilakukan puluhan personel Paskhas dalam rangka latihan menjelang peringatan hari ulang tahun TNI AU ke-70 pada Sabtu, 9 April 2016.
Kedua korban tersebut adalah Kopral Dua Beni Piyadi dan Prajurit Satu Supranoto. Keduanya adalah anggota Batalion 461 Paskhas, Jakarta.
Kedua korban terjun dari pesawat C-130 Hercules yang terbang di atas Lanud Halim sekitar pukul 09.00 WIB. Kemuian, dua penerjun tersebut jatuh akibat kendala teknis.
Salah satu korban gagal mengembangkan parasutnya karena tali yang terbelit ke badan penerjun. Korban kemudian jatuh di atap rumah dinas TNI AU yang masih berada di kawasan Lanud Halim.
Sedangkan korban lain jatuh di landasan pacu Lanud Halim, meski awalnya parasut korban mengembang sempurna. Namun angin kencang yang berembus membuat korban terpelanting dan jatuh. Keduanya sempat dibawa ke rumah sakit namun setelah itu dinyatakan meninggal dunia. (*)