Bojonegoro (Antara Jatim)- Sebanyak 10 mantan anggota Gafatar asal Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, dipulangkan dari Mempawah, Kalimantan Timur (Kaltim), ke tempat asalnya, melalui Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, Selasa.
Camat Sumberrejo, Bojonegoro Ilham, Selasa, mengatakan, dirinya bersama muspika masih menunggu kepulangan 10 mantan anggota Gafatar, karena ada yang dari Desa Sumuragung, Kecamatan Sumberrejo.
"Karena ada yang berasal dari Desa Sumuragung, Kecamatan Sumberrejo, ya, kami menunggu kedatangannya," katanya.
Ia mengaku belum tahu rencana selanjutnya kalau mantan anggota gafatar asal Desa Sumberarung, Kecamatan Sumberrejo itu, sudah tiba di lokasi.
"AKan kita bahas bersama dengan muspika untuk proses selanjutnya. Kami belum tahu kemungkinan mereka langsung dipulangkan ke desanya," ucapnya, menambahkan.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbangpol Linmas) Bojonegoro Kusbiyanto, membenarkan 10 mantan anggota gafatar daerahnya yang dipulangkan dari Mempawah, Kaltim.
"Saat ini masih perjalanan," ucapnya.
Sesuai keterangan yang diperoleh, sebanyak 10 mantan anggota gafatar itu, terdiri dari dua kepala keluarga (KK).
Satu KK dengan jumlah enam jiwa, asal Desa Sumuragung, Kecamatan Sumberrejo, sedangkan satu KK dengan jumlah empat jiwa, asal Desa Mbesah, Kecamatan Kasiman.
Mantan anggota gafatar asal Desa Sumuragung, Kecamatan Sumberrejo, Tamtaji (43), dan Istrinya Lilin Erlina (40), dengan empat anaknya, Dhimas Rejendra (16), Lennyta Tyas R.C (13), Ellia Cahaya Semesta (1).
Satu KK asal Desa Mbesah, Kecamatan Kasiman, yaitu Suyitno (36), Endrik Listyowati (31), bersama dua anaknya yaitu Leo L Prayitno (5) dan Laraswati Ayu P. (4).
Sebelumnya, sebanyak 11 mantan anggota gafatar asal daerah setempat dipulangkan dari lokasinya di Desa Antibar, Kecamatan Tanjungdalem, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, yang dibakar massa, pada 29 Januari.
Pemkab, menurut Kepala Disnakertransos Bojonegoro Adi Witjaksono, memberikan bantuan sembako, juga pakaian, karena mantan anggota gafatar daerahnya, yang dipulangkan ke desanya masing-masing itu, harta bendanya sudah habis.
"Mereka juga memperoleh santunan uang berkisar Rp2,5 juta-Rp5 juta per KK," ucapnya, menambahkan. (*)