Sidoarjo, (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) mewaspadai terjadinya luberan lumpur Lapindo yang ada di dalam kolam penampungan lumpur menyusul terjadinya puncak musim hujan yang ada di wilayah setempat.
Humas BPLS Hengki Listia Adi, Jumat, mengatakan, saat ini pihaknya masih terus melakukan pemantauan di sejumlah titik tanggul penahan lumpur.
"Saat ini yang menjadi perhatian kami adalah di titik 81 karena ketinggian air dengan bibir tanggul sekitar 50 centimeter. Namun kondisi itu masih aman saat musim hujan seperti sekarang ini," katanya.
Ia mengemukakan, pemantauan di seluruh tanggul penahan lumpur memang perlu dilakukan setiap hari supaya kalau ada retakan atau segala sesuatu yang membahayakan bisa segera dilakukan tindakan.
"Namun sejauh ini kondisinya masih bisa dibilang aman dan tidak ada kendala yang berarti terutama saat musim hujan seperti yang terjadi sekarang ini," katanya.
Disinggung tentang kondisi di titik 21 yang notabenenya berbatasan langsung dengan Jalan Raya Porong dirinya mengatakan, kalau titik 21 sangat aman.
"Hal itu karena di titik 21 isi kolam penampungannya bukan air melainkan lumpur yang sudah mengeras, sehingga tidak ada kekhawatiran yang terjadi di titik 21 ini," katanya.
Namun demikian, kata dia, pihaknya masih terus melakukan pengaliran lumpur ke Kali Porong untuk mengurangi beban yang ada di dalam kolam penampungan utama dari luapan Lumpur Lapindo.
"Pengaliran lumpur dengan menggunakan kapal keruk ke Kali Porong tetap kami lakukan supaya beban yang ada di dalam kolam penampungan berkurang," katanya.
Ia menyebutkan, saat ini sejumlah pompa yang digunakan untuk menguras air di Jalan Raya Porong juga sudah dilepas karena banjir yang ada di wiayah tersebut sudah surut.
"Begitu pula dengan pompa bantuan milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga sudah dilakukan pelepasan dan diharapkan tidak akan terjadi banjir lagi di wilayah tersebut saat musim hujan ini," katanya.
Di Sidoarjo sendiri selama beberapa hari terakhir memang terjadi musibah banjir di beberapa kecamatan. Dari catatan yang ada sekitar tujuh kecamatan dengan jumlah 48 ribu kepala keluarga rumahnya terendam banjir.
Banjir juga melumpuhkan jalur kereta api yang melintas di sisi tanggul penahan lumpur Lapindo, Porong Sidoarjo, Jawa Timur. Akibatnya PT KAI mengalami kerugian sampai dengan ratusan juta rupiah setiap harinya akibat banjir ini.(*)