Palm Springs, California (Antara) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) "memamerkan" sekaligus mempresentasikan sejumlah proyek infrastruktur yang sedang dibangun di Indonesia kepada sejumlah jurnalis dari berbagai media di ASEAN yang hadir untuk meliput KTT AS-ASEAN.
Presiden Jokowi di Miramonte Resort, Indian Wells, Palm Springs, California, AS, Senin pagi waktu setempat atau Selasa menjelang pagi waktu Jakarta (dengan perbedaan waktu California 15 jam lebih lambat dari Jakarta) memberikan kesempatan kepada awak media ASEAN untuk melakukan konferensi pers.
Pada kesempatan itu, Presiden menjelaskan sejumlah proyek infrastruktur yang dibangun Indonesia.
Selain itu Presiden Jokowi juga menjelaskan soal paket kebijakan ekonomi dari satu hingga 10 paket sampai saat ini.
Presiden Jokowi didampingi Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, dan Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana.
"Kami fokus pada infrastruktur dan deregulasi. Sebagai mantan pengusaha saya pro pada deregulasi," katanya.
Di hadapan puluhan media dari negara-negara anggota ASEAN, Presiden menjelaskan total belanja pemerintah untuk infrastruktur pada 2015 sebesar 23 miliar dolar AS naik 61 persen dibandingkan 2014.
"Saya tunjukkan pada Anda beberapa proyek infrastruktur kami di antaranya Jalan Tol Trans Sumatera, yang dimulai tahun lalu," katanya.
Selain itu ada proyek irigasi, proyek Pelabuhan Priok, Pelabuhan Kuala Tanjung, MRT di Jakarta, Trans Sulawesi Railways, Indonesia Malaysia Border Road (Kalimantan), Indonesia Papua Nugini Border Road (Papua), hingga pembangkit listrik untuk target 35.000 MW.
Jokowi sempat secara singkat menjawab sejumlah pertanyaan mulai dari soal TPP hingga posisi Indonesia dalam konflik Laut Tiongkok Selatan.
Konferensi pers itu berlangsung sekitar 10-15 menit sebelum pertemuan bilateral dengan Laos dan Vietnam yang digelar di tempat yang sama.
Perdagangan Meningkat
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap arus perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Vietnam meningkat dari waktu ke waktu.
Sebelum menghadiri KTT ASEAN-AS, Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Vietnam, Nguyen Tan Dung di Ruang Pertemuan Miramonte, India Wells, California, Senin pagi waktu setempat atau Selasa pagi waktu Jakarta dengan perbedaan waktu California 15 jam lebih lambat dari Jakarta.
Saat mengawali pertemuan, Presiden Jokowi menyampaikan rasa senang bertemu kembali dengan Perdana Menteri Nguyen Tan Dung.
Beberapa hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut antara lain kerja sama perdagangan dan investasi, hasil delimitasi batas maritim Indonesia dan Vietnam, serta rencana kunjungan kenegaraan ke Vietnam.
"Di bidang perdagangan dan investasi, kami mengharapkan agar kedua negara dapat meningkatkan kerja sama untuk mewujudkan target perdagangan 10 miliar dolar AS pada 2018," kata Presiden.
Hingga 2015 tercatat nilai perdagangan Indonesia dan Vietnam telah mencapai 5,3 miliar dolar AS.
Perdana Menteri Nguyen Tang Dung menyambut baik ajakan untuk meningkatkan kerja sama di bidang perdagangan dan investasi.
Ia juga menyampaikan minat investor Vietnam untuk melakukan investasi di bidang pertanian serta minyak dan gas di Indonesia.
Pada kesempatan ini, Presiden Joko Widodo juga menyambut baik hasil pertemuan teknis penetapan batas ZEE Indonesia dan Vietnam pada Desember 2015.
Presiden Jokowi mengharapkan agar segera diadakan konsultasi untuk penyelesaian batas maritim ZEE kedua negara.
Presiden menegaskan bahwa Indonesia sering dirugikan oleh praktik "Illegal fishing" sehingga berharap agar pertemuan penetapan ZEE kedua negara bisa mengurangi ketidakpastian mengenai batas-batas maritim.
Menutup pertemuan bilateral ini, Presiden Jokowi menyampaikan keinginannya untuk memenuhi undangan PM Nguyen Tan Dung melakukan kunjungan kenegaraan ke Vietnam di tahun 2016. Dan Presiden Jokowi menugaskan Menlu Retno Marsudi untuk mengatur lebih lanjut. (*)