Kediri (Antara Jatim) - Sekitar 16.000 bibit bambu jenis petung yang merupakan bantuan dari PT Gudang Garam, Tbk, Kediri, ditanam di lereng Gunung Wilis dan Kelud, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, sebagai upaya untuk konservasi alam dan mencegah tanah longsor.
Bupati Kediri terpilih Haryanti Sutrisno mengatakan tanaman bambu dinilai sebagai tanaman yang cukup bermanfaat, guna mencegah terjadinya longsor. Salah satunya, karena akar tanaman ini yang bisa mencengkeram kuat tanah.
"Untuk daerah lereng, kami berikan tanaman yang akarnya bisa mencengkeram tanah, jika tidak kuat terkena hujan akan longsor dan mengakibatkan banjir di daerah bawah," katanya saat penanaman bibit bambu itu di Desa/Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri, Sabtu.
Ia mengatakan di lereng gunung banyak ditanami tanaman produksi misalnya jagung maupun berbagai tanaman ramuan "empon-empon'. Akar tanaman ini kurang kuat sekaligus membuat tekstur tanah menjadi labil, sehingga mudah longsor jika terjadi hujan. Dengan itu, dibutuhkan tanaman yang akarnya bisa kuat, sehingga tebing tidak mudah longsor.
Ia juga mengapresiasi dengan penanaman bibit bambu ini, sebab tanaman ini mempunyai nilai ekonomis yang cukup banyak. Selain akarnya bisa mencengkeram tanah dengan kuat, bambu muda atau rebung bisa diolah menjadi sayur sementara untuk bambu yang dewasa bisa dibuat berbagai macam kerajinan.
"Jika produksi rebung banyak, siapa tahu bisa dibuat rebung kalengan. Yang jelas, bambu ini kegunaannya bermacam-macam," katanya.
Dalam penanaman bibit yang juga CSR PT Gudang Garam Tbk, Kediri, ada 16 ribu bibit bambu yang disiapkan. Selain ditanam di lereng Gunung Wilis ((2.169 meter di atas permukaan laut) yang masuk wilayah Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kediri serta KPH Nganjuk, bibit itu juga ditanam di lereng Gunung Kelud (1.731 meter di atas permukaan laut), Kabupaten Kediri.
Sementara itu, Wakil Direktur Sumber Daya Manusia dan Pelayanan Umum PT Gudang Garam Tbk Kediri Slamet Budiono mengatakan kegiatan pemberian tanaman ini merupakan bentuk kepedulian perusahaan pada lingkungan. Selain itu, pemberian bibit bambu juga disesuaikan dengan kebutuhan di daerah yang hendak mendapatkan CSR dari perusahaan.
"Kami berharap dari hasil program ini berdampak pada perekonomian masyarakat. Untuk awal ada 160 hektare dan kelak semoga bisa 1.000 hektare," katanya.
Ia menegaskan dengan penanaman bibit ini lingkungan akan semakin baik dan pereekonomian masyarakat terjamin. Gudang Garam pun juga bersedia akan membeli beragam bambu berkualitas, sehingga masyarakat pun tidak akan bingung menjual batang bambu ketika sudah dewasa.
Ia pun berharap masyarakat ikut menjaga kelestarian lingkungan sehingga tanaman ini nantinya bisa berkembang dengan baik. Masyarakat juga diminta untuk merawat agar ke depan daerahnya menjadi lebih baik dan tidak rawan longsor. (*)