Sumenep (Antara Jatim) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep mencatat angka inflasi pada Januari 2016 di kabupaten tersebut sebesar 0,65 persen, melampaui di tingkat Nasional yang sebesar 0,51 persen.
"Sementara angka inflasi di tingkat regional atau di Jawa Timur sebesar 0,65 persen juga atau sama dengan di Sumenep," ujar Kepala BPS Sumenep, Suparno di Sumenep, Rabu.
Di Sumenep, enam dari tujuh kelompok pengeluaran yang menjadi objek survei indeks harga konsumen (IHK) mengalami inflasi dan satu lainnya deflasi.
Enam kelompok pengeluaran yang pada Januari 2016 mengalami inflasi adalah kelompok bahan makanan sebesar 1,87 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 1,01 persen; dan kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,23 persen.
Selain itu, kelompok sandang sebesar 0,17 persen; kelompok kesehatan 0,04 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,41 persen.
"Kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,51 persen. Kelompok pengeluaran ini mengerem angka inflasi pada Januari 2016 di Sumenep," kata Suparno, menerangkan.
Ia menjelaskan, komoditas yang memberikan andil besar terjadinya deflasi dan mengerem angka inflasi di Sumenep adalah bensin, solar, daging ayam kampung, dan kompor.
Sementara komoditas yang memberikan andil besar terjadinya inflasi adalah beras, rokok kretek, rokok kretek filter, daging sapi, dan ayam telur ras.
"Di tingkat regional, delapan daerah di Jawa Timur yang menjadi lokasi survei IHK pada Januari 2016 mengalami inflasi," ujarnya.
Pada Januari 2016, Jember mengalami inflasi sebesar 0,43 persen; Banyuwangi 0,67 persen; Kediri 0,47 persen; Malang 0,58 persen, Probolinggo 0,42 persen, Madiun 0,49 persen, dan Surabaya 0,73 persen. (*)